“SMA YBHM Suarakan Penyelamatan Tanah Wakaf: Demi Pendidikan dan Marwah Pesantren”

Garut124 Dilihat

GARUT, JABARBICARA.COM — Suasana haru sekaligus penuh tekad membingkai pernyataan resmi Kepala Sekolah SMA Baitul Hikmah Al-Ma’muni (YBHM), Enggah Yusup Khomis, terkait upaya penyelamatan tanah wakaf yang kini tengah bersengketa. Dalam konferensi pers yang digelar di lingkungan sekolah, Enggah menegaskan bahwa perjuangan ini bukan semata persoalan administratif, melainkan membela kehormatan wakaf dan masa depan ribuan pelajar yang menggantungkan mimpinya di SMA YBHM.

“Tanah ini saksi lahirnya generasi. Di atasnya berdiri sekolah, masjid, dan harapan anak-anak kami. Wakaf bukan sekadar aset—wakaf adalah amanah suci. Apa pun yang terjadi, kami akan menjaganya,” ujar Enggah dengan suara bergetar namun tegas di hadapan wartawan.

IMG-20251124-WA0038
IMG-20251124-WA0039
IMG-20251118-WA0104

Membela Amanah Wakaf, Menjaga Masa Depan Pelajar

Tanah yang dimaksud merupakan lahan wakaf yang sejak awal diperuntukkan bagi pendidikan dan pengembangan pesantren. Selama puluhan tahun, tanah itu menjadi pusat kegiatan belajar-mengajar, kegiatan keagamaan, hingga aktivitas sosial masyarakat sekitar.

Baca Juga:  Kepala Sekolah SMA YBHM: “Kami Hanya Ingin Sekolah Ini Tetap Menjadi Tempat Anak-Anak Belajar dengan Tenang”

Enggah Yusup Khomis menegaskan bahwa wujud nyata keberkahan wakaf terlihat dari tumbuhnya sekolah yang setiap hari dipenuhi ratusan pelajar dari latar belakang ekonomi beragam.

“Kami tidak sedang mempertahankan bangunan. Kami mempertahankan mimpi anak-anak yang ingin naik ke panggung kelulusan, ingin menjadi dokter, guru, dan pemimpin masa depan,” katanya.

Ia menyebutkan bahwa dokumen-dokumen wakaf seperti Akta Ikrar Wakaf (AIW), kesaksian sejarah, hingga penggunaan nyata untuk kegiatan pendidikan telah disiapkan dan akan dibuktikan dengan terang dalam proses hukum yang sedang berjalan.

Solidaritas Guru dan Santri Mengalir Deras

Dalam momentum konferensi pers itu, puluhan guru dan santri ikut berdiri di belakang Kepala Sekolah sebagai simbol kebersamaan. Mereka memegang spanduk bertuliskan: “Kami Menjaga Amanah Wakaf Untuk Negeri.”

Enggah menuturkan bahwa para guru merasakan gelombang solidaritas yang luar biasa dari masyarakat, alumni, hingga orang tua murid.

“Ketika kami melihat para guru berdiri bersama saya di sini, saya tahu bahwa perjuangan kami bukan perjuangan kecil. Ini perjuangan untuk marwah pesantren, untuk pendidikan Islam, dan untuk masa depan generasi Qur’ani,” ujarnya.

Pesan untuk Yayasan, Sekolah, dan Pesantren di Indonesia

Dalam penutup konferensi pers, Enggah menyampaikan pesan kuat bagi seluruh yayasan, sekolah Islam, dan pesantren di Indonesia agar tidak gentar dalam menjaga tanah wakaf dan aset pendidikan.

“Jangan pernah mundur ketika amanah umat terancam. Wakaf adalah cahaya yang menerangi perjalanan pendidikan kita. Jika cahayanya dirampas, gelaplah masa depan generasi. Jangan biarkan itu terjadi.”

Ia menambahkan bahwa SMA YBHM akan tetap berjalan seperti biasa, kegiatan belajar-mengajar tetap berlangsung, dan seluruh tenaga pendidik berkomitmen memberikan pembelajaran terbaik bagi para siswa, apa pun yang terjadi di ranah hukum.

“Kami sedang menanam pohon iman, ilmu, dan akhlak. Perjuangan hari ini adalah pupuk bagi pohon itu. InsyaAllah, generasi mendatang akan memetik buahnya.”

Penutup

Perjuangan menyelamatkan tanah wakaf YBHM kini mendapat perhatian luas. Masyarakat melihat upaya ini sebagai simbol keteguhan lembaga pendidikan Islam dalam merawat amanah wakaf, dan sebagai inspirasi bagi banyak pesantren dan sekolah untuk tetap berdiri tegak menjaga nilai yang diwariskan para pendiri.

SMA YBHM menegaskan bahwa perjuangan ini akan terus didengungkan hingga tanah wakaf kembali terlindungi sepenuhnya sesuai peruntukan aslinya: pendidikan, ibadah, dan kemaslahatan umat. [JB]

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *