Site icon JABARBICARA.COM

Profil 4 Purnawirawan yang Taken Pemakzulan Gibran Rakabuming Raka

JABARBICARA.COM- Surat usulan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang diteken empat purnawirawan TNI itu telah dikirim ke MPR dan DPR.

Forum Purnawirawan Prajurit Tentara Nasional Indonesia (FPP TNI) telah mengirim surat usulan pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Surat tersebut ditandangani oleh empat purnawirawan TNI. Siapa saja mereka?

1. Jendral TNI (Purn) Fachrul Razi

Fachrul Razi pernah menjabat sebagai Menteri Agama di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi. Dia menjabat pada periode 23 Oktober 2019 hingga digantikan oleh Yaqut Cholil Qoumas pada 23 Desember 2020.

Fachrul merupakan salah satu anggota Dewan Kehormatan Perwira atau DKP yang menetapkan surat pemecatan Prabowo dari TNI tertanggal 21 Agustus 1998. Prabowo diberhentikan dari militer terkait kasus penculikan terhadap aktivis prodemokrasi. Menurut DKP, Prabowo terbukti melakukan penyimpangan.

Selama aktif di militer, ia pernah menjadi Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kujang 1 Kostrad, Wakil Asisten Operasi KSAD, Kepala Staf Daerah Militer VII/Wirabuana dan Gubernur Akademi Militer (1996-1997). Juga sempat menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Umum ABRI (1997-1998), Kepala Staf Umum ABRI (1998-1999), Sekjen Departemen Pertahanan (1999) serta Wakil Panglima TNI (1999-2000).

Sepak terjang Fachrul di dunia politik antara lain pernah menjadi Ketua Tim Bravo 5, tim relawan Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019, yang terdiri dari para purnawirawan TNI yang sebagian besar merupakan lulusan Akademi Militer angkatan 1970-an. Tim ini telah dibentuk pada 2013 untuk memenangkan Jokowi-Jusuf Kalla di Pilpres 2014.

2. Jendral TNI (Tyasno Sudarto)

Tyasno Sudarto pernah menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat atau KSAD periode 1999-2000. Ia juga pernah menjadi Pangdam IV/Diponegoro dan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI dengan pangkat letnan jenderal.

Jauh sebelum menempati posisi tersebut, ia pernah menjabat Danyonif 202/Taji Malela (1983–1984), Danyonif 323/Buaya Putih (1984–1986), dan Pabandya Lat Sops Kostrad (1986). Lalu De Olah Yudha Kolatgab ABRI (1986–1988) sebelum dirotasi jadi Waasops Kasdivif 2/Kostrad (1988) dan Waasops Kasdivif 1/Kostrad (1988–1989).

Ia juga pernah jadi Kasbrigif 13/Galuh (1989–1994) dan As Sospol Kasdam Jaya (1994–1995). Dia lalu diamanahi jabatan sebagai Dir C BIA (1995–1996),Asrena Kasad (1996–1998), dan Pangdam IV/Diponegoro (1998–1999). Sempat menjadi Ka BAIS TNI (1999) dia kalau ditunjuk sebagai KSAD hingga 2000.

3. Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto

Slamet Soebijanto adalah Kepala Staf TNI Angkatan Laut periode 18 Februari 2005 hingga 7 November 2007. Ia lulus dari pendidikan militer AKABRI Laut pada 1973 dan lalu menempuh pendidikan Alut Baru/Ops. School, Belanda (1980), Operational Art. Yugoslavia (1990) dan KRA-33 Lemhannas (2000 – 2001)

Slamet antara lain pernah ditugaskan di Kasie Navi KRI Thamrin (1974), Kadep Navop KRI Rakata (1980), Kasilingstra Ditdik Seskoal (1991), Waasrenum TNI (2000). Adapun Jabatan terakhirnya sebelum menjabat sebagai KSAL adalah sebagai Wagub Lemhannas (2003).

4. Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan

Hanafie Asnan adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara Indonesia periode 1998 sampai 2002. Ia memulai kariernya setelah lulus dari Akademi Angkatan Udara pada 1969. Riwayat pendidikan militernya diawali ketika ikut Sekolah Penerbang dan lulus pada 1967.  Selanjutnya meneruskan pendidikan di Sekolah Instruktur Penerbang (SIP) di Wing Pendidikan Terbang Pangkalan Udara Adisucipto, Yogyakarta, pada tahun yang sama.

Tidak saja di dalam negeri, pendidikan militernya juga ditempuh di luar negeri. Di antaranya kursus transisi dan konversi beberapa jenis pesawat latih dan pesawat-pesawat tempur, yakni Special Joint Warfare and Forward Air Control di RAAF (Royal Australia Air Force) pada 1975 serta A-4 Convertion and Instructor Pilot Course di New Zealand (RNZAF) pada 1979.

Selain itu, Seskoau di Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF) pada 1983; International Defence and Management Course (IDMC) di Montrey, Amerika Serikat, pada 1987; Royal College of Defence Studies (RCDA) di Inggris pada 1993; dan Sistem Approach to Management pada 1995. [**]

Exit mobile version