Site icon JABARBICARA.COM

Fatayat NU Jawa Barat Gelar Youth Interfaith Camp: Bangun Semangat Toleransi Melalui Solidaritas Perempuan dan Pemuda Lintas Iman

BANDUNG, JABARBICARA.COM- Dalam upaya memperkuat toleransi dan memperluas jejaring lintas iman di kalangan generasi muda, Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Barat kembali menyelenggarakan Youth Interfaith Camp II pada 28–30 Juni 2025 di Agrowisata Tepas Papandayan, Kabupaten Garut. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Joint Initiative for Strategic Religious Action (JISRA), yang didukung oleh berbagai mitra strategis dalam mempromosikan perdamaian dan keberagaman. [30/06/2025]

Sebanyak 30 peserta yang terdiri dari perempuan dan pemuda dari Kabupaten Garut dan Tasikmalaya yang berasal dari komunitas lintas iman mitra Fatayat NU Garut dan Tasikmalaya, serta perwakilan lembaga mitra JISRA dari beberapa wilayah di Indonesia juga hadir dalam kegiatan ini, yakni Imparsial, Gusdurian, Eco-Bhinneka Muhammadiyah, Naysiyatul Aisyiyah, Peace Generation, Fahmina, dan Interfidei.

Mereka berasal dari latar belakang agama dan budaya yang berbeda, namun memiliki satu komitmen: menumbuhkan semangat toleransi di tengah masyarakat yang majemuk. Dengan mengusung pendekatan partisipatif dan berbasis pengalaman, Youth Interfaith Camp II menjadi ruang aman dan setara bagi para pemuda untuk berdialog, berbagi pengalaman, dan membangun kolaborasi lintas iman.

“Jawa Barat merupakan provinsi yang sangat plural secara agama, namun pada saat yang sama masih mencatat angka pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) tertinggi secara nasional,” ujar Neneng Yanti Khozana Lahpan, Manager Program Jisra-PW Fatayat NU Jawa Barat dalam sambutan pembukaan. “Camp ini menjadi wujud komitmen kami untuk menghadirkan ruang yang lebih toleran dan inklusif, terutama bagi kelompok muda dan perempuan.” Ujarnya.

Kegiatan ini menjadi bagian penting dari strategi JISRA dan Fatayat NU Jawa Barat dalam membangun ekosistem perdamaian yang berkelanjutan tidak hanya di Tingkat lokal jawa barat, tapi juga mendorong keterlibatan generasi muda dalam merawat keberagaman di Indonesia.

Berbagai sesi dalam kegiatan ini dilakukan meliputi refleksi keberagaman identitas, simulasi permainan lintas iman melalui Café Religi, hingga praktik membuat konten kampanye damai di media sosial. Fasilitator kegiatan ini antara lain Risdo Simangunsong (Pusat Studi Nawang Wulan), Arfi Pandu Dinata (Pegiat Toleransi), dan Usama A. Rizal (Koordinator SAJAJAR), yang membimbing peserta dalam memahami nilai-nilai empati, solidaritas, serta pentingnya membangun aksi damai berbasis komunitas.

Sesi Gallery Walk dan Malam Apresiasi menjadi penutup yang memperlihatkan beragam ekspresi damai peserta dalam bentuk seni, dokumentasi kegiatan, serta penyusunan rencana tindak lanjut di daerah masing-masing.
Melalui pelaksanaan Youth Interfaith Camp II ini, Fatayat NU menegaskan komitmen jangka panjangnya dalam membangun kepemimpinan perempuan dan anak muda untuk perdamaian dan kemanusiaan.

Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan atau forum diskusi, tetapi sebuah ruang nyata di mana perempuan muda dari berbagai latar belakang agama dan budaya dipertemukan untuk berdialog, berefleksi, dan menyusun aksi nyata bagi masyarakat yang lebih inklusif.

Dalam sambutannya pada sesi penutupan, Junaidi Simun, perwakilan JISRA Indonesia, menyampaikan apresiasinya terhadap kiprah Fatayat NU Jawa Barat. Ia menyebut bahwa Fatayat NU bukan hanya menjalankan program, tetapi juga menghadirkan teladan.
“Fatayat NU Jawa Barat benar-benar menerapkan komitmennya terhadap kepemimpinan perempuan dan anak muda. Bukan sekadar wacana, tetapi nyata dalam figur-figur pelaksana program yang luar biasa dedikatif dan total dalam kerja-kerja kemanusiaan,” ujar Junaidi Simun di hadapan peserta dan fasilitator. Fatayat NU Jawa Barat melalui kegiatan ini tidak hanya membicarakan perdamaian, tetapi menunjukkannya secara langsung.

Dalam suasana penuh solidaritas, para peserta menyaksikan bahwa kerja lintas iman bukanlah sekadar teori atau jargon program, melainkan buah dari komitmen yang hidup dalam diri para perempuan muda yang bekerja dengan hati, pikiran, dan tindakan yang menyatu. Youth Interfaith Camp II menjadi bukti bahwa jika ruang dan kepercayaan diberikan, perempuan dan anak muda mampu memimpin perubahan. [JB]

Exit mobile version