SURABAYA, JABARBICARA.COM – Dunia musik Tanah Air kembali kedatangan wajah baru yang membawa napas segar dan kejujuran dalam berkarya. Musisi asal Surabaya, Inungsky, resmi memperkenalkan single berjudul “Langit Biru” melalui konferensi pers pada Kamis (16/10/2025).
Dalam konferensi pers yang digelar di Surabaya, Inungsky mengatakan single perdananya tersebut dirilis melalui label Metronom Musik pada Sabtu (27/9/2025) di berbagai platform musik digital. Ia juga menyampaikan pandangannya tentang arah musik Indonesia yang ideal.
“Industri musik seharusnya bisa lebih menghargai kejujuran dalam berkarya, bukan cuma soal viral atau tren, tapi juga soal makna dan proses di balik lagu. Musik itu ruang berekspresi yang bebas, di mana setiap musisi bisa menyampaikan ceritanya tanpa kehilangan identitas,” ujar Inungsky.
Perjalanan musik Inungsky berawal dari lingkungan keluarga yang akrab dengan nada dan irama. Salah satu kakaknya merupakan pemain musik, yang secara tidak langsung menumbuhkan rasa penasaran dalam dirinya.
“Awalnya aku cuma ikut-ikutan latihan karena penasaran. Lama-lama, rasa ingin tahuku makin besar. Aku belajar otodidak, dari main bass, gitar, sampai memahami struktur lagu,” cerita Inungsky.
Melalui proses panjang dan banyak pengalaman tampil bersama berbagai band, keinginannya untuk menulis karya sendiri semakin kuat. Dari sanalah “Langit Biru” lahir, bukan hanya sebagai karya debut, tapi juga sebagai simbol keberaniannya untuk bercerita lewat musiknya sendiri.
“Aku ingin punya karya yang benar-benar menggambarkan diriku. Langit Biru jadi langkah baru, bukan cuma sebagai musisi pengiring, tapi sebagai penyanyi dan penulis lagu,” tambahnya.
Meski dikerjakan oleh tim kecil, proses produksi “Langit Biru” berjalan dengan penuh semangat dan kesungguhan. Inungsky mengerjakan sendiri bagian bass dan vokal, sementara proses aransemen, mixing, dan mastering dibantu oleh sahabat-sahabat dekat yang memahami arah musiknya.
“Kami nggak pakai banyak gimmick. Timnya kecil tapi solid. Yang penting, semua dilakukan dengan jujur dan hati,” ungkapnya.
Dalam proses kreatifnya, Inungsky juga mendapat dukungan dari produser Savaz, yang dipercaya mampu menjaga warna dan karakter suaranya tetap natural. “Savaz memahami arah musikku sejak awal. Kami sepakat untuk membuat lagu yang terdengar alami tapi tetap punya identitas kuat,” jelasnya.
Kerja sama dengan label Metronom Musik menjadi langkah penting bagi Inungsky sebagai musisi independen. Ia mengaku tertarik dengan visi label tersebut yang membuka ruang bagi berbagai genre dan karakter musik tanpa batasan.
“Metronom Musik memberi ruang bagi musisi dengan gaya unik untuk berkembang. Itu sejalan dengan visiku, musik harus tetap bebas dan jujur tanpa harus ikut arus,” ujarnya.
Secara makna, “Langit Biru” menggambarkan kelegaan setelah badai berlalu, simbol dari ketenangan setelah perjuangan panjang. “Lagu ini tentang momen ketika hujan reda dan langit kembali cerah. Ada rasa lega, ada keindahan sederhana, tapi juga dalam,” tutur Inungsky.
Dengan aransemen yang lembut dan warna musik yang menenangkan, ia berharap pendengar bisa merasakan kedamaian dan ketulusan dari setiap nada. “Aku ingin pendengar merasa seolah diajak berbicara lembut, bukan hanya soal cinta, tapi juga keyakinan dan ketenangan dalam hubungan,” tambahnya.
Dikenal sebagai pemain bass, Inungsky kini menapaki jalur solo tanpa meninggalkan identitas musikalnya. “Aku pengen nunjukin kalau bassis juga bisa punya cerita sendiri. Selama ini orang mikir bassis itu cuma ‘backline’, padahal dari bass juga bisa lahir kisah yang hangat,” katanya.
Meski kini fokus sebagai solois, Inungsky tetap membawa jiwa bassis-nya ke dalam setiap karya. “Menjadi solois memberiku ruang lebih luas untuk bercerita lewat lirik dan warna suara. Tapi bass tetap bagian dari jiwaku. Dua-duanya aku cintai,” ungkapnya dengan senyum.
Berbeda dari promosi musik yang serba instan, Inungsky memilih pendekatan yang organik dan personal. Ia berencana membagikan proses kreatif “Langit Biru” melalui media sosial, video behind the scene, dan sesi live yang lebih intim. “Aku ingin promosinya tetap natural dan jujur, seperti makna lagu ini. Aku pengen orang tahu cerita di balik musikku, bukan cuma hasil akhirnya,” jelasnya.
Selain itu, ia juga berencana menjalin kolaborasi dengan berbagai musisi dan kreator konten, serta tampil dalam pertunjukan kecil untuk memperkuat koneksi dengan pendengarnya. “Aku percaya musik yang tulus akan menemukan pendengarnya sendiri,” ucapnya yakin.
Sebagai musisi muda, Inungsky memiliki pandangan yang matang tentang masa depan industri musik Indonesia. Ia berharap dunia musik Tanah Air bisa lebih terbuka terhadap beragam warna dan karakter musisi. “Sekarang banyak banget musisi hebat dengan gaya yang unik, tapi belum semuanya punya ruang yang cukup untuk dikenal,” katanya.
Ia menegaskan bahwa musik Indonesia perlu bergerak ke arah yang lebih apresiatif terhadap kejujuran dan proses kreatif. “Buatku, musik itu bukan soal viral, tapi tentang makna dan perasaan yang tulus. Dan buat para pendengar, sekecil apa pun apresiasi kalian, itu sangat berarti buat kami para musisi,” tutup Inungsky. [JB]