Oleh: Dede Kusdinar, S.E.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat
Fraksi Partai Gerindra
Di tengah geliat pembangunan nasional yang terus bergerak, saya kian meyakini satu hal: desa adalah fondasi peradaban ekonomi Indonesia. Bagi saya yang memulai pengabdian dari titik paling dasar sebagai Kepala Desa, lalu dipercaya memimpin APDESI Garut, APDESI Jawa Barat, hingga kini mengemban amanah sebagai Anggota DPRD Jawa Barat, keyakinan itu bukan teori — tetapi pengalaman langsung dari denyut kehidupan rakyat.
Desa bukanlah halaman belakang pembangunan. Desa adalah pusat produksi pangan, pusat kearifan budaya, dan pusat kekuatan sosial yang selama ini menopang stabilitas bangsa.
Teladan Prabowo dan Makna Politik Pengabdian
Saya ingin jujur menyampaikan bahwa perjalanan saya di politik banyak ditempa oleh nilai-nilai yang diajarkan Presiden Prabowo Subianto. Prabowo bukan hanya pemimpin, tetapi sosok yang memaknai politik sebagai jalan pengabdian. Bahkan Gus Dur pernah menggambarkan Prabowo sebagai figur yang “ikhlas” — sebuah nilai yang kini makin langka di tengah hiruk pikuk perebutan kepentingan.
Keikhlasan itu bukan retorika. Saya menyaksikan bahwa Prabowo adalah pemimpin yang menempatkan kepentingan bangsa jauh di atas ambisi pribadi. Teladan itulah yang saya jadikan pegangan dalam setiap langkah, termasuk memperjuangkan nasib masyarakat desa di Jawa Barat.
Mengapa Desa Harus Menjadi Prioritas?
Karena hampir semua yang menopang ekonomi rakyat lahir dari desa:
- Pertanian dan pangan,
UMKM dan industri rumahan,
Peternakan dan perikanan,
Energi terbarukan berbasis masyarakat,
Pariwisata alam dan budaya,
Hingga solidaritas sosial yang menjadi ciri khas bangsa ini. - Ketika desa dibiarkan tertinggal, maka sesungguhnya negara sedang membiarkan fondasinya rapuh.
- Sebaliknya, ketika desa diperkuat, Indonesia akan berdiri tegak tanpa ketergantungan.
Perjalanan Pengabdian: Dari Desa untuk Jawa Barat
Saat menjadi Kepala Desa, saya melihat langsung bagaimana akses anggaran, infrastruktur dasar, dan kelembagaan desa menjadi penentu kesejahteraan masyarakat.
Saat memimpin APDESI Garut dan APDESI Jawa Barat, saya melihat lebih jauh: desa membutuhkan ruang yang lebih besar dalam kebijakan publik.
Kini sebagai anggota DPRD Jawa Barat, amanah itu semakin berat, namun semakin jelas arahnya:
memastikan anggaran, kebijakan, dan program pembangunan benar-benar berpihak kepada desa.
Saya percaya, Indonesia tidak bisa dibangun hanya dari pusat — Indonesia hanya akan maju jika desa menjadi lokomotifnya.
Arah Masa Depan: Desa Sejahtera, Negara Berdaulat
Masa depan bangsa bergantung pada keberanian kita mengubah orientasi pembangunan:
- dari sentralistik menjadi desentralistik,
- dari eksploitasi menjadi pemberdayaan,
- dari urban-sentris menjadi desa-sentris,
- dari pembangunan yang hanya mengejar angka menjadi pembangunan yang berangkat dari akar kehidupan rakyat.
- Desa memiliki semua modal untuk itu — tinggal bagaimana negara menghadirkan keberpihakan.
Sebagai wakil rakyat, saya berkomitmen menjadikan desa sebagai subjek utama pembangunan Jawa Barat. Jalan ini tidak mudah, tetapi saya menempuhnya dengan nilai yang dituntunkan Prabowo Subianto: ikhlas, berani, dan mengabdikan diri sepenuhnya kepada rakyat.
Karena ketika desa sejahtera,
Indonesia bukan hanya maju — tetapi berdaulat sebagai bangsa besar. [JB]

