Site icon JABARBICARA.COM

Dua Tahun Penantian Kursi Empuk Camat dan Sekmat Samarang Akhirnya Terisi

GARUT, JABARBICARA.COM – Setelah dua tahun lamanya masyarakat Samarang menunggu, akhirnya kursi empuk Camat dan Sekretaris Camat (Sekmat) Samarang kini resmi terisi. Bupati Garut pada Jumat, 19 September 2025, melantik 16 Camat dan 21 Sekmat di Gedung Pendopo Garut. Dari jumlah tersebut, Samarang menjadi salah satu kecamatan yang paling mendapat sorotan karena kursi kepemimpinan di wilayah ini telah lama kosong.

Kini, estafet kepemimpinan itu jatuh ke tangan Bapak Bambang Isnaeni Fathan, S.E., M.Si sebagai Camat Samarang, dan Bapak Devi Zainal Mutaqin, S.IP sebagai Sekmat. Harapan besar pun mengalir deras, baik dari masyarakat maupun aktivis lokal, agar roda pemerintahan di Samarang kembali berjalan tertata, terarah, dan benar-benar berpihak kepada rakyat.

Dua Tahun Kekosongan: Sebuah “Kemewahan Administrasi” yang Mengorbankan Rakyat

Tidak bisa dipungkiri, kekosongan jabatan camat dan sekmat selama dua tahun terakhir bukanlah sekadar formalitas administratif. Kekosongan itu ibarat kapal yang berlayar tanpa nakhoda. Program-program pembangunan menjadi stagnan, pelayanan publik tersendat, koordinasi antar-lembaga pemerintahan lemah, dan masyarakat berada dalam ketidakpastian.

Pertanyaan yang mengemuka: mengapa bisa terjadi kekosongan selama itu? Apakah ini akibat kelalaian manajemen birokrasi? Ataukah memang bagian dari politik penempatan pejabat yang menunggu momentum? Apapun jawabannya, rakyatlah yang paling merasakan dampaknya.

Tantangan Baru bagi Camat dan Sekmat Samarang

Kini, Bapak Bambang dan Bapak Devi bukan hanya menempati kursi empuk yang selama ini kosong, tetapi juga menanggung beban besar: memulihkan kepercayaan masyarakat yang sempat luntur karena lemahnya pelayanan publik.

Ada tiga tantangan mendesak yang menanti:

1. Penataan Administrasi Pemerintahan, Membenahi kembali jalannya roda birokrasi yang sempat tersendat, termasuk memastikan koordinasi dengan para kepala desa berjalan lancar.

2. Peningkatan Pelayanan Publik, Dari urusan kependudukan hingga pelayanan sosial, harus ada percepatan agar masyarakat benar-benar merasakan kehadiran pemerintah.

3. Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Lokal, Samarang dengan potensi alam dan wisata yang besar, membutuhkan sentuhan kepemimpinan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal.

Harapan Aktivis: Jangan Sekadar Formalitas Jabatan

Rusmana, aktivis Garut sekaligus Kabiro Media Online Jabar Dalam Berita (Jabadar), menegaskan bahwa pelantikan ini harus menjadi momentum perubahan nyata, bukan sekadar pengisian jabatan kosokoson

“Saya mengucapkan selamat datang kepada Bapak Camat Bambang Isnaeni Fathan, S.E., M.Si dan Sekmat Samarang Bapak Devi Zainal Mutaqin, S.IP. Harapan saya, pemerintahan Samarang lebih baik lagi, pelayanan publik ditingkatkan, dan kepemimpinan ini menjadi energi baru bagi masyarakat. Jangan sampai jabatan hanya menjadi simbol, tanpa manfaat langsung bagi rakyat,” ujar Rusmana.

Dua Tahun Kosong Harus Jadi Pelajaran

Kasus kekosongan jabatan Camat dan Sekmat Samarang adalah cermin betapa birokrasi kita masih sering abai terhadap kebutuhan masyarakat. Dua tahun bukan waktu singkat. Dalam kurun itu, masyarakat menunggu kepastian, sementara pembangunan berjalan terseok-seok.

Kini, pengisian jabatan itu harus diikuti dengan komitmen politik dan moral: tidak lagi membiarkan rakyat menunggu, tidak lagi membiarkan jabatan strategis kosong karena tarik-menarik kepentingan. Camat dan Sekmat harus hadir bukan sekadar sebagai pejabat administratif, melainkan sebagai pelayan masyarakat sejati.

Jika momentum ini benar-benar dijadikan pijakan, Samarang bisa bangkit lebih cepat. Namun jika hanya berhenti pada seremonial pelantikan, maka dua tahun kekosongan itu akan sia-sia belaka. [JB]

Exit mobile version