Berdamai dengan Luka

Garut, Keagamaan164 Dilihat

JABARBICARA.COM-Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar“. (QS Al Baqarah:155)

Setiap manusia yang hidup di dunia sudah dipastikan akan mendapatan cobaan dari Alloh SWT. Cobaan itu bentuknya ada yang baik adapula yang buruk (QS. Al Anbiya ayat 35) termasuk pada saat ini pun kami para pimpinan sekolah terutama sekolah swasta apalagi di awal tahun pelajaran baru sedang merasakan cobaan yang begitu menyakitkan. Mengapa tidak ketika banyak harapan, banyak cita-cita, banyak keinginan untuk meningkatkan kuantitas siswa ternyata harapan itu tidak menjadi kenyataan, cita-cita tidak menjelma, keinginan tidak berbuah sehingga sakit yang tiada terhingga.

Banner Iklan 4
Banner Iklan
Banner Iklan 1
Banner Iklan 2

Tentunya kegagalan meningkatkan kuantitas siswa tahun ini bukan untuk yang pertama kalinya tetapi sudah terjadi cukup lama. Sejak tahun 2006 yang kami rasakan walaupun ikhtiar sudah dilakukan. Beberapa Kepala Dinas, Kepala Bidang, Kasie Kesiswaan dan Kelembagaan sudah silih berganti. Keberadaan mereka dirasakan kurang memberikan dukungan terhadap perkembangan sekolah swasta. Mungkin mereka khilaf bahwa sekolah swasta dalam sejarahnya lahir sebelum Indonesia merdeka dan kontribusi dalam bidang Pendidikan membantu pemerintah bukan sesuatu yang perlu dipungkiri.

Menjadi Kepala sekolah di swasta pada saat ini memang tidak mudah, apalagi di kala pemerintah sudah merasa cukup kuat mereka membuat kebijakan yang “Kumaha Aing” walaupun harus merugikan sekolah swasta, “tak peduli emang Gue pikirin”. Pada saat ini Kepala swasta harus banyak melakukan inovasi untuk meningkatkan nilai jual sekolah, walaupun harus berhadapan dengan sikap orang tua yang negeri oriented, negeri minded yang turut mempengaruhi eksistensi sekolah apalagi dihadapkan dengan pengambil kebijakan yang tidak bijak makin memberikan tantangan bagaimana seorang kepala sekolah harus bertindak dan bersikap.

Regulasi yang cukup baik ternyata tidak bisa menjamin keberhasilan di lapangan. Di dua tahun terakhir ini malah kontradiktif sekali antara regulasi dengan kenyataan hasil di lapangan. Kasus SPTJM Gate tahun 2024 dan Kegagalan penafsiran Surat Keputusan Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek nomor 071/H/M/2024 tahun 2025 menjadi pemicu sakit hati dan tersinggungnya para Kepala SMP Swasta.

Baca Juga:  Jelang Lebaran, Pemkab Garut Perkuat Keamanan dengan Satgas Anti-Premanisme

Dalam tulisannya, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Garut menyampaikan bahwa “Di balik tahta ada pembisik”. Mereka beraktivitas di ruang sunyi. Mereka tak memilki jabatan tetapi sangat menentukan. Sepertinya jangan-jangan penerapan kebijakan Dinas Pendidikan dalam SPMB tahun sekarang dipengaruhi oleh para pembisik. Jangan-jangan juga para pembisik itu adalah oligarki yang sedang menyamar. Mereka beretorika demi penyelamatan siswa, demi memfasilitasi kelompok afirmasi, demi memfasilitasi para penitip. Kebijakan SPMB bukan ATM kosong dan rekening tanpa isi, syarat dengan muatan politik dan kepentingan.

Ketersinggungan kami bukan tanpa alasan. Kenapa tidak kesalahan penafsiran itu seolah-olah menganggap bahwa eksistensi sekolah swasta tidak ada. Seperti Zionis Israel yang sedang melakukan Genosida dan menghilangkan Palestina dari peta dunia. Seperti itulah mungkin kesalahan penafsiran mereka seolah-olah swasta harus tidak ada dan perannya terhadap pendidikan mau dihilangkan dari percaturan pendidikan khususnya di Kabupaten Garut. Hal ini juga menunjukkan penghancuran peradaban akademik di Kabupaten yang kita cintai ini. Na’udzubillahi min dzaalik.

Sebagai muslim yang percaya tehadap takdir Alloh SWT dan nasib yang sedang berjalan tentunya harus menyadari bahwa meratapi kegagalan adalah dosa yang tidak boleh diteruskan. Kegagalan adalah episode yang harus dialami dan dilalui. Masa depan sekolah harus tetap diperjuangkan dengan cara mensyukuri hadirnya siswa baru berapapun jumlahnya. Masih banyak pekerjaan rutin yang harus dikerjakan apalagi kita juga harus menyambut hadirnya Kurikulum Gapura Panca Waluya Jawa Barat dan Kurikulum Nyaah ka Indung Kabupaten Garut. Jangan putus asa dari kasih sayang Alloh untuk masa yang akan datang. Harapan masih panjang, cita-cita harus tetap diperjuangkan. Ekspektasi adalah sebuah keniscayaan.

“Dan janganlah kalian putus harapan dari rahmat Allah. Sesungguhya tidak ada yang putus harapan dari rahmat Allah melainkan orang-orang yang kafir.” (Q.S. Yusuf ayat 87)

Ayat di atas memberikan motivasi kepada kami bahwa kegagalan itu bukan sesuatu yang menjadikan diri berputus harapan. Alloh SWT senantiasa akan memberikan kasih sayangnya kepada kami dengan cara-Nya sendiri. Kegagalan adalah cara Alloh untuk memberikan semangat perjuangan kepada kami. Tidak ada keberhasilan yang dilewati secara mulus. Bagaimana sang Juara harus berjuang keras untuk mendapatkan piala. Bagaimana sang pendaki harus merasakan antara hidup dan mati untuk sampai ke puncak gunung. Tak kalah tangguhnya seorang ibu yang mengandung anaknya selama sembilan bulan sampai akhirnya seperti sekarat ketika melahirkan anak tersebut. Semua itu memang Alloh takdirkan untuk dialami dan dilewati. Jangan takut menghadapi cobaan karena cobaan itu akan mengasah seseorang untuk bekerja keras dan tangguh menghadapi berbagai keadaan. Tajamnya sebilah pedang karena dibakar di atas api yang sangat panas lalu dipukul dengan besi untuk dibentuk sesuai keinginan pembentuknya. Proses ini terjadi beberapa kali. Dibakar, dipukul, dibakar, dipukul sampai akhirnya bisa dibentuk menjadi padang yang sangat tajam. Seorang pemimpin pun harus melewati berbagai tempaan agar menjadi pemimpin yang tajam dan tangguh. Tajam tetapi tidak untuk melukai dan tangguh tetapi tidak untuk meruntuhkan.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al Baqarah ayat 216)

Manusiawilah apabila kita beranggapan bahwa kebaikan itu akan berdampak baik serta kejelekan itu pun akan berdampak jelek, tetapi ternyata bagi Alloh hal itu tidak serta merta berbanding lurus. Alloh penguasa semesta alam memiliki skenario yang tidak bisa ditebak oleh kita sebagai manusia . Alloh sudah menimbang, mengukur, dan menakar kemampuan seseorang menerima takdirnya. Lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Termasuk satuan pendidikan pun sudah diukur dan ditakar dalam kesanggupannya menampung jumlah siswa.

Lebih tegas lagi motivasi Alloh kepada kami terhadap kegagalan yang dialami. Bisa jadi kegagalan itu merupakan skenario Alloh karena Insya Alloh melalui kuasa-Nya kami akan diberikan kebaikan dan keberhasilannya akan mendapati jalannya sendiri dan indahpada waktunya.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d ayat 11.)

“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal”. (QS. Ali Imran ayat 159).

Sisi kepasrahan manusia bukan berarti hanya menerima segala sesuatu tanpa ikhtiar. Alloh mengingatkan kepada kita bahwa antara kepasrahan dan ikhtiar harus tetap dijalani dan dijalankan. Bila nasib ini ingin berubah maka berikhtiarlah dan apabila ikhtiar itu sudah dilaksanakan maka bertawakallah kepada Alloh. Adapun beberapa sikap yang harus dilakukan untuk mengubah nasib sekolah di antaranya:

  1. Sikap positif: Memiliki sikap positif dan percaya diri dalam menghadapi tantangan di sekolah.
  2. Kemauan belajar: Memiliki kemauan belajar dan meningkatkan kemampuan sekolah.
  3. Ketekunan: Setiap warga sekolah harus memiliki ketekunan dan kerja keras dalam mencapai tujuan.
  4. Fleksibilitas: Sekolah harus memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.

Untuk menyongsong tahun pelajaran yang akan datang tentunya harus dikhtiarkan dari sekarang. Jangan pernah berhenti berjuang. Sekolah harus mendapat nilai jual yang tinggi di masyarakat. Di antara Langkah-alangkah untuk meningkatkan nilai jual tersebut di antaranya:

  1. Identifikasi kekuatan: Identifikasi kekuatan dan keunggulan sekolah yang dapat
    dijadikan sebagai nilai jual.
  2. Pengembangan kurikulum: Pengembangan kurikulum yang relevan dan sesuai
    dengan kebutuhan masyarakat.
  3. Peningkatan kualitas guru: Peningkatan kualitas guru melalui pelatihan dan
    pengembangan profesional.
  4. Fasilitas yang memadai: Menyediakan fasilitas yang memadai dan modern untuk
    mendukung proses belajar.
  5. Promosi dan pemasaran: Melakukan promosi dan pemasaran yang efektif untuk
    meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat.

Sekolah harus diupayakan menjadi tujuan utama untuk diminati calon siswa bukan menerima bola muntah dari sekolah yang lain. Segala upaya yang regulatif mesti dilaksanakan dan mendorong pihak pengambil kebijakan untuk menegakkan aturan tanpa diskriminatif. Tidak ada lagi gate-gate baru di tahun pelajaran yang akan datang. SPTM gate no! Kesalahan penerapan regulasi no! Yang diharapkan masa yang akan datang adalah akuntabilitas dan transparansi pengelolaan aturan. Kejujuran dan keterbukaan Yes!

Akhirnya kami sadar bahwa kami harus “berdamai dengan luka” melalui empat cara, yakni:

  1. Bersabar dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan
  2. Tidak pernah putus harapan dari kasih sayang Alloh
  3. Menyadari bahwa sesuatu yang dibenci bisa jadi berbuah kebaikan dan sesuatu yang disukai bisa berbuah keburukan.
  4. Berikhtiar mengubah nasib dan Bertawakal kepada Alloh

Wallohu ‘alam

Rahmat Setiadi
[Kepala SMP Muhammadiyah Tarogong / Ketua Satkorwil 2 SMP], 31/07/2025 (JB).

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *