BANDUNG, JABARBICARA.COM – Di balik gemerlap panggung dan indahnya alunan nada, tersembunyi sebuah kisah perjuangan luar biasa dari seorang anak muda bernama Kenneth Trevi. Bukan sekadar penyanyi berbakat, Kenneth adalah penyintas disleksia dengan sederet gangguan neurologis kompleks yang tidak pernah mematahkan semangatnya untuk bermusik, seperti disampaikan oleh Kenneth Trevi kepada awak media pada Rabu (6/8/2025).
Kenneth Trevi lahir di Bandung pada 23 Oktober 2012, dari pasangan Hendri Luis (asal Bandung), dan Yuly (lahir di Medan dan besar di Padang). Di bawah naungan label Senada Digital Records, Kenneth kini telah menapaki jalannya sebagai penyanyi profesional. Kisahnya menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang hidup dengan keterbatasan.
Semua berawal saat Kenneth berusia sekitar 9 tahun. Secara spontan, ia mengikuti audisi pencarian vokalis band di sekolahnya, Lentera Bangsa School. Meskipun belum pernah bernyanyi sebelumnya, keberaniannya membuahkan hasil, para juri terpukau, dan Kenneth pun terpilih sebagai vokalis band. Melihat potensi nya, sang ibu, Yuly, menawarkan les vokal, dan Kenneth pun menyambutnya dengan semangat tinggi.
Namun di balik kemajuan itu, Kenneth tidak lepas dari tantangan besar. Bagi Kenneth, tantangan terbesar bukanlah menghafal lirik lagu. Ia justru kesulitan memahami makna kata-kata abstrak, kesimpulan lagu, hingga emosi yang terkandung dalam lirik, semuanya akibat dari gangguan bahasa ekspresif, gangguan sosial-emosional, gangguan komunikasi fungsional, dan gangguan perilaku kompleks yang menyertainya.
“Kesulitan memahami makna lagu membuat aku jadi susah menjiwai. Akibatnya, penampilan live-ku sering dianggap aneh atau tidak maksimal,” ungkap Kenneth jujur.
Meski begitu, Kenneth tak pernah menyerah. Ia terus berjuang mengelola anxiety disorder, kesulitan fleksibilitas yang kaku, hingga kebingungan saat menerima banyak input suara di sekitarnya. Hal ini kerap membuatnya tampak tak percaya diri. Namun ia sadar, perubahan tak datang seketika.
“Aku harus terus sedikit demi sedikit memperbaiki diri, walau tidak mudah. Tapi aku berharap akan selalu ada orang-orang yang bersedia mencarikan strategi terbaik buatku,” kata Kenneth dengan penuh harap.
Perjalanan Kenneth semakin berkembang saat ia bergabung dengan program Superkids Bandung, dan kemudian masuk ke label Senada Digital Records. Di sinilah titik balik dimulai, proses belajar, rekaman, hingga merilis karya musik orisinal. Perjalanannya bukan hanya tentang hasil, melainkan tentang proses dan pertumbuhan.
“Kalau lihat video aku dari awal gabung sampai sekarang, aku memang masih terlihat berbeda. Tapi aku bertumbuh,” ujar Kenneth penuh percaya diri.
Bagi ibunda Kenneth, Yuly, perjalanan ini adalah perjuangan panjang penuh air mata, harapan, dan keajaiban. Ia sudah mulai merasakan perbedaan sejak Kenneth berusia 13 bulan, dan sejak usia 18 bulan, Kenneth menjalani terapi yang intensif.
“Dari awal kami tahu, akan sangat sulit bagi Kenneth menjalani akademik dan talenta secara bersamaan. Tapi saat melihat dia bisa memainkan lagu di keyboard hanya dengan mendengar, aku percaya ini adalah anugerah Tuhan yang tidak boleh disia-siakan,” kisah Yuly haru.
Yuly pun menjadi kekuatan di balik Kenneth. Meski awalnya ia sempat merasa hancur, ia perlahan belajar untuk tidak memaksakan Kenneth mengejar semua hal. Fokus pada talenta adalah keputusan besar yang harus diambil.
“Yang sebenarnya butuh dukungan itu malah aku, bukan Kenneth. Dia selalu bilang: Aku Bisa,” ujar Yuly sambil menahan haru.
Langkah awal profesional Kenneth dimulai dari cover lagu di studio, lalu merilis lagu orisinal melalui Senada Digital Records. Dukungan luar biasa dari label ini membuat mimpi Kenneth tumbuh semakin nyata.
Rulli Aryanto, produser dan pendiri Senada Digital Records menyampaikan bahwa perjalanan bersama Kenneth adalah perjalanan panjang yang tidak mudah. Namun itulah yang membuat fondasi kuat untuk bertahan di industri musik.
“Proses dari lagu pertama hingga album saat ini penuh perjuangan. Ini jadi modal awal yang sangat penting,” ujar Rulli.
Senada Digital memberikan pendekatan holistik dalam membina Kenneth. Dari sisi medis, ada dokter dan terapis yang mendampingi. Dari sisi kreatif, ada guru vokal, guru musik, serta tim produksi yang sabar dan konsisten. Keluarga dan komunitas juga berperan penting dalam membangun lingkungan yang mendukung Kenneth tumbuh dan berkembang.
“Kehadiran figur seperti Kenneth sangat penting. Ia jadi bukti bahwa setiap orang punya kesempatan untuk berkarya, bermanfaat bagi orang lain, dan fokus pada kelebihan, bukan kekurangan,” tambah Rulli.
Senada Digital Records adalah label musik independen yang berkomitmen memberikan ruang ekspresi seluas-luasnya bagi musisi muda Indonesia, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dengan pendekatan inklusif dan program pembinaan berkelanjutan, Senada Digital telah menjadi rumah kreatif bagi talenta seperti Kenneth Trevi yang membuktikan bahwa musik bisa menjangkau lebih dalam dari sekadar suara, ia menyentuh hati dan mengubah hidup.
Kini, Kenneth bukan hanya seorang penyanyi, melainkan simbol harapan dan keberanian. Ia pun menyampaikan pesan bagi siapa pun yang merasa hidup dengan keterbatasan.
“Tetap semangat, tetap berjuang, tetap berusaha dan berdoa. Akan selalu ada harapan di tengah ketidakmungkinan,” ujar Kenneth bertekad.
Simak lebih dekat perjalanan karya dan aktivitas Kenneth Trevi di dunia musik lewat tautan berikut ini: https://www.youtube.com/channel/UCbfzveFof6seZA2KLjl1XMQ .[JB]