H. Nandang Sudrajat Perkuat Hilirisasi Bawang Putih Garut, Kementan Siapkan Dukungan Menyeluruh

Garut179 Dilihat

GARUT, JABARBICARA.COM – Staf Ahli Kementerian Pertanian (Kementan) RI, H. Nandang Sudrajat, melakukan kunjungan kerja ke Desa Karya Mekar, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Kamis (7/8/2025), dalam rangka meninjau sekaligus mendorong percepatan program hilirisasi demplot bawang putih. Kegiatan ini disambut antusias oleh kelompok tani setempat, unsur Muspika, dan tokoh organisasi tani Garut.

Program hilirisasi demplot bawang putih yang diinisiasi Kementan ini dirancang untuk memperkuat rantai pasok dari hulu ke hilir, mulai dari pembibitan, budidaya, pengolahan pasca panen, hingga distribusi pasar. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor serta meningkatkan pendapatan petani bawang putih di daerah sentra produksi seperti Garut.

Dalam sambutannya, H. Nandang Sudrajat menegaskan bahwa Kementerian Pertanian memiliki komitmen penuh untuk menjadikan Garut sebagai salah satu daerah percontohan pengembangan bawang putih nasional.

“Garut memiliki potensi bawang putih yang luar biasa, baik dari segi kualitas lahan maupun SDM petaninya. Melalui program hilirisasi ini, kita ingin memastikan petani mendapatkan nilai tambah maksimal, bukan hanya dari hasil panen mentah, tetapi juga dari olahan dan pemasaran yang terintegrasi. Kementan akan mengawal program ini dari awal hingga akhir,” tegasnya.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Camat Pasirwangi, Bapak Bambang, Ketua DPD TMI Garut, H. Mamat Acek, dan Sekretaris DPD TMI Garut, Dadan Nugraha, S.H., yang juga berprofesi sebagai Advokat dan Konsultan Hukum. Mereka menyampaikan dukungan penuh terhadap langkah Kementan dalam mengoptimalkan potensi bawang putih di Garut.

Selain memberikan arahan strategis, H. Nandang bersama tim Kementan juga melakukan peninjauan langsung ke lahan demplot untuk melihat perkembangan pertumbuhan tanaman bawang putih. Petani diberikan bimbingan teknis terkait penggunaan bibit unggul, teknik tanam yang tepat, pengendalian hama terpadu, hingga strategi pengolahan pasca panen.

Program ini juga melibatkan koordinasi lintas sektor, termasuk pemerintah daerah, organisasi tani, lembaga keuangan, dan pihak swasta untuk menjamin keberlanjutan usaha.

“Kunci keberhasilan pertanian modern adalah kolaborasi. Dengan adanya hilirisasi, petani tidak lagi menjual bawang putih dalam bentuk mentah, tapi bisa memasarkan dalam bentuk olahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi,” jelas H. Nandang.

Acara ditutup dengan diskusi interaktif antara petani, Muspika, dan tim Kementan mengenai hambatan dan peluang pengembangan bawang putih, mulai dari masalah modal, akses pasar, hingga inovasi teknologi.

Dengan adanya dukungan penuh dari Kementan, diharapkan Desa Karya Mekar dan Kecamatan Pasirwangi secara umum dapat menjadi model pertanian bawang putih berkelanjutan yang bisa direplikasi di daerah lain di Indonesia. [JB]

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *