GMNI Garut: HAKTP 2025 Momentum Kritis, Pemda Harus Serius Lindungi Perempuan dari Kekerasan Digital dan Domestik

Daerah, Garut38 Dilihat

GARUT, JABARBICARA.COM – Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Kabupaten Garut mendesak Pemerintah Daerah Garut untuk memperkuat langkah konkret dalam perlindungan perempuan, khususnya menjelang penutupan kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP), Rabu (10/12/2025).

HAKTP, yang berlangsung setiap tahun dari 25 November hingga 10 Desember, menjadi penanda berakhirnya kampanye yang mengangkat isu-isu kekerasan berlapis yang dihadapi perempuan di daerah, mulai dari ranah privat hingga dunia maya.
Antie Nurul Fauziah, Wakil Ketua Bidang Kesarinahan DPC GMNI Kabupaten Garut, menegaskan bahwa isu kekerasan terhadap perempuan di Garut memerlukan perhatian serius dan terintegrasi dari semua pihak.

“Urgensi perlindungan perempuan di Garut semakin mendesak. Kita melihat bahwa kekerasan terhadap perempuan tidak hanya terjadi di ruang domestik, tetapi kini meluas dengan ancaman serius di dunia digital, sejalan dengan tema global ‘UNITE to End Digital Violence against All Women and Girls’,” ujar Antie dalam keterangan persnya.

Menurut Antie, GMNI Garut menyerukan agar semangat HAKTP diterjemahkan menjadi kebijakan dan aksi nyata sepanjang tahun, bukan hanya 16 hari.

Beberapa Poin Desakan GMNI Garut kepada Pemda Garut:
Penguatan Regulasi Lokal:
1. Mendorong Pemerintah Kabupaten Garut untuk mempercepat pembentukan regulasi atau peraturan daerah yang secara spesifik menjamin perlindungan korban kekerasan, termasuk kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO).

Baca Juga:  CATATAN KRITIS DAN PERNYATAAN SIKAP PERMATA INTAN GARUT

2. Sinergi Layanan Terpadu: Memperkuat kolaborasi antara Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), kepolisian, dan lembaga masyarakat untuk penanganan kasus yang cepat, sensitif gender, dan tidak diskriminatif.

3. Literasi Digital Marhaenis: GMNI Garut berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam mengedukasi masyarakat, terutama di tingkat desa, mengenai pencegahan kekerasan digital dan pentingnya Kesarinahan (penghormatan terhadap kemanusiaan) sebagai filosofi gerakan.

“Merujuk filosofi Marhaenisme, GMNI Garut berdiri di barisan terdepan untuk memastikan seluruh kaum Marhaen, khususnya perempuan Garut, dapat hidup tanpa rasa takut. Kita harus memastikan momentum HAKTP ini bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi komitmen abadi untuk mewujudkan Garut yang aman dan berkeadilan gender,” tutup Antie. [JB]

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *