Dinilai Komitmen dalam Penguatan Industri Kesehatan Nasional, Bio Farma Raih Predikat Pelaku PMDN Terbaik Periode 2024

Bandung71 Dilihat

KOTA BANDUNG, JABARBICARA.COM – PT Bio Farma meraih predikat Pelaku Usaha Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Terbaik Periode 2024 pada ajang Bandung Investment Summit 2025.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, kepada AVP Perizinan dan Regulasi Bio Farma, Hilman Djauhar, pada 25 November 2025 di Bandung mewakili manajemen Bio Farma.

IMG-20251124-WA0038
IMG-20251124-WA0039
IMG-20251118-WA0104

Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Bambang Heriyanto mengatakan bahwa penghargaan tersebut menjadi pengakuan atas komitmen perusahaan dalam penguatan industri kesehatan nasional.

Bambang menegaskan bahwa Bio Farma akan terus mendorong investasi di bidang riset, pengembangan vaksin dan produk biologi, serta perluasan kapasitas produksi untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat.

Baca Juga:  Rahmat Bagja hadiri Penutupan LKIII BADKO HMI Jawa Barat 2025

“Penghargaan ini memotivasi kami untuk terus menghadirkan investasi yang relevan dan berdampak bagi masyarakat. Bio Farma berupaya memastikan setiap investasi memberikan nilai tambah bagi ketahanan kesehatan bangsa,” ucap Bambang.

Penilaian PMDN Terbaik dalam Bandung Investment Summit 2024 dilakukan berdasarkan kepatuhan penyampaian Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), pemenuhan kewajiban investasi, realisasi tambahan modal selama 2024, serta kontribusi perusahaan dalam penyerapan tenaga kerja.

Realisasi kinerja tersebut semakin menegaskan posisi Bio Farma sebagai BUMN strategis yang tidak hanya menjalankan mandat industri vaksin dan bioteknologi, tetapi juga berperan aktif dalam pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan tersebut dihadiri berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, asosiasi usaha, lembaga keuangan, hingga investor PMA dan PMDN. Kehadiran para pelaku industri ini menandai kuatnya komitmen bersama dalam mendorong kemampuan daerah menarik investasi yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat.

Baca Juga:  KAMMI Jawa Barat: Makan Gratis, Tapi Taruhannya Nyawa

Walikota Bandung, Muhammad Farhan menyampaikan bahwa salah satu tantangan yang kami hadapi di Kota Bandung adalah kesenjangan antara pendapatan per kapita dan pengeluaran per kapita. Meskipun pendapatan per kapita telah mencapai Rp147,08 juta, tingkat pengeluaran baru berada di angka Rp18,79 juta.

“Ketimpangan ini menunjukkan bahwa distribusi pendapatan masih belum merata, sehingga Kota Bandung masih membutuhkan dukungan investasi yang lebih kuat dari para pelaku usaha, tidak hanya yang kreatif, tetapi juga yang inovatif dan berkelanjutan,” ujarnya. [Humas.Jbr]

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *