GARUT, JABARBICARA.COM – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Panawuan Lebak, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ukhuwah dan kepedulian sosial melalui pelaksanaan ibadah qurban pada Jumat (06/06/2025). Pelaksanaan qurban tahun ini tidak hanya mencerminkan ibadah spiritual, tetapi juga menjadi momentum kebersamaan masyarakat yang luar biasa.
Dalam wawancara bersama Jabarbicara, Ketua Panitia Qurban PRM Panawuan Lebak, Teddy Akbar, mengungkapkan rasa syukur atas antusiasme masyarakat serta peningkatan partisipasi dalam pelaksanaan qurban tahun ini.
“Alhamdulillah, untuk tahun ini total sohibul qurban ada 79 orang. Dari jumlah tersebut, 77 orang berqurban sapi dan 2 orang berqurban domba. Secara keseluruhan, PRM Panawuan Lebak berhasil menghimpun dan menyembelih 11 ekor sapi qurban,” jelas Teddy.
Menurut Teddy, pelaksanaan qurban di PRM Panawuan tidak akan mungkin berjalan lancar tanpa peran aktif para relawan yang datang dari berbagai lapisan masyarakat.
“Alhamdulillah juga masyarakatnya sangat antusias. Sekitar 120 orang turun langsung menjadi relawan. Tanpa mereka, mungkin pelaksanaan qurban tidak akan seefektif ini. Mereka bekerja dari pagi, mulai dari penyembelihan, pemotongan, hingga pembagian. Berkat mereka, proses qurban berjalan dengan lancar dan tertib,” ujarnya penuh apresiasi.
Daging qurban dibagikan kepada masyarakat sekitar dengan sistem pendistribusian berbasis data Kartu Keluarga (KK).
“Yang menerima daging qurban, berdasarkan KK, ada sekitar 700 lebih. Sedangkan untuk jamaah Ganting sendiri jumlahnya mencapai 959 orang. Kami berupaya agar distribusi daging qurban ini merata dan tepat sasaran,” tambahnya.
Sementara itu, Kiki M Darda, Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Panawuan Lebak, menuturkan bahwa pelaksanaan qurban tahun ini mengalami peningkatan baik secara teknis maupun dari sisi kesadaran masyarakat dalam berqurban.
“Dulu kami menggunakan sistem suhunan, atau satu rumah satu ganting. Sekarang sistemnya lebih rapi, yaitu dihitung berdasarkan KK dan juga jumlah jiwa dalam satu keluarga. Ini menunjukkan bahwa kesadaran berqurban di tengah masyarakat semakin tinggi, tidak hanya simbolik tetapi juga lebih sistematis,” jelas Kiki.
Ia juga menyoroti betapa besar semangat kebersamaan masyarakat yang menjadikan pelaksanaan qurban ini sebagai hajatan kolektif, bukan sekadar kegiatan panitia semata.
“Masyarakat di lingkungan PRM Panawuan Lebak luar biasa antusias. Mereka ikut membantu, bahkan rela meninggalkan aktivitas pribadi demi menyukseskan qurban. Saya yakin, kalau semua punya alat dan perlengkapan sendiri, hampir semua warga ingin terlibat langsung,” katanya.
Dalam penutupan wawancara, Kiki menyampaikan harapan agar ibadah qurban tidak hanya berhenti sebagai ritual tahunan, tetapi menjadi pemantik tumbuhnya semangat keikhlasan, kepedulian, dan peningkatan kualitas iman masyarakat.
“Kami berharap para sohibul qurban menjalankan ibadah ini dengan penuh keikhlasan, dan para penerima mendoakan agar amal shalih mereka diterima Allah SWT. Semoga melalui ibadah qurban ini, masyarakat Muhammadiyah Panawuan semakin meningkat iman dan akhlaknya, serta tumbuh menjadi komunitas yang semakin peduli terhadap sesama,” pungkasnya.
Pelaksanaan qurban di PRM Panawuan Lebak tahun ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai keislaman, gotong royong, dan kepedulian sosial masih sangat hidup di tengah masyarakat. Semangat kolektif inilah yang menjadi kekuatan utama dalam membangun masyarakat yang tangguh dan berkeadaban. [JB]