Musisi Legendaris Acil Bimbo Meninggal Dunia Setelah Berjuang Melawan Sakit Komplikasi

Bandung80 Dilihat

Putri sulung Acil, Anne Kusumawardhani, mengungkapkan bahwa dalam satu tahun terakhir sang ayah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

IMG-20250812-WA0048
IMG-20250814-WA0000
IMG-20250812-WA0057
IMG-20250807-WA0014

“Sakitnya kanker komplikasi, setahun ini. Jadi setahun terakhir bapak sudah tiga kali masuk rumah sakit. Bapak meninggal di umur 82 tahun,” kata Anne saat ditemui di Bandung, Selasa (02/09/2025).

Baca Juga:  Perempuan Asal Bandung Dipolisikan, Diduga Lakukan Penipuan Kredit HP. Korban Rugi Rp.504 Juta

Anne menuturkan, sang ayah meninggalkan banyak pesan berharga bagi keluarga, terutama agar tetap menjaga ibadah dan kerukunan.

“Ibu masih ada. Kalau untuk kita sih kebanyakan pesannya jangan tinggalkan shalat, ngaji. Beliau juga menitipkan agar keluarga tetap rukun,” ujarnya.

Menurut Anne, pesan Acil juga ditujukan kepada masyarakat luas agar selalu mengutamakan persatuan.

“Jangan ribut. Jadi ya itu, biasanya pesannya lebih ke jaga persatuan. Harus kuat dari kita dulu untuk bisa ke mana-mana. Mohon doanya untuk semua,” tutur Anne

Rencananya, jenazah Acil akan dishalatkan di Masjid Al Mualimin, Jalan Agronomi, Bandung, pada Selasa (2/9) pukul 10.00 WIB, kemudian dimakamkan di TPU Cipageran, Kolmas, Cimahi pada pukul 11.00 WIB.

Baca Juga:  Pj Bupati Garut Hadiri Forum Blockchain, Dukung Inovasi Layanan Publik di Pemerintahan

Almarhum meninggalkan istri, Ernawati dan empat anak serta beberapa cucu, termasuk kedua kakak beradik mantan anggota grup idola JKT48, Hasyakyla Utami dan Adhisty Zara.

Almahrum yang lahir pada 20 Agustus 1943 itu, dikenal sebagai budayawan sekaligus pentolan grup musik Bimbo.

Sejumlah lagu hits dari Bimbo yang tidak lekang oleh zaman, seperti, Sajadah Panjang, Melati dari Jayagiri, Flamboyan, Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya, Ummat Manusia Bergembira, sampai Rindu Rosul.

Sebagai budayawan dan pecinta lingkungan, mendiang pernah menjabat sebagai Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bandung Spirit pada 2000. [Ant]

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *