Sekolah Runtuh, Sistem yang Ambruk: MTs Al-Barkah Jadi Bukti Bobroknya Manajemen Pendidikan di Garut

Daerah, Garut29 Dilihat

GARUT, JABARBICARA.COM – Dua ruang kelas Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Barkah di Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, ambruk pada Sabtu (08/11/2025) setelah diguyur hujan deras disertai angin kencang. Tidak ada korban jiwa, tetapi kejadian ini membuka luka lama: buruknya sistem pengawasan dan lemahnya tanggung jawab pemerintah terhadap sekolah swasta di bawah Kementerian Agama.

Bangunan tersebut sudah lama mengalami kerusakan berat. Menurut pihak sekolah, permohonan rehabilitasi telah diajukan berkali-kali, lengkap dengan dokumentasi dan laporan kerusakan. Namun, semua berkas itu berhenti di meja birokrasi tanpa keputusan jelas.

IMG-20251027-WA0189
IMG-20251022-WA0027
Polish_20251022_100850314
20251021_230301

“Sudah berbulan-bulan kami menunggu jawaban. Tidak ada tindak lanjut, tidak ada kejelasan. Akhirnya yang roboh bukan hanya tembok, tapi kepercayaan kami terhadap pemerintah,” ungkap Kepala Sekolah Dr. Deden Suparman, S.Ag., M.A.

Baca Juga:  ‎Pemkab Garut Apresiasi Swadaya Masyarakat dalam Pembangunan Sekretariat FKDT Tarogong Kaler

Ironisnya, meski laporan sudah beredar di lingkup Kemenag, tidak ada inspeksi lapangan atau upaya mitigasi dini. Akibatnya, dua ruang kelas utama kini hancur dan proses belajar harus berhenti total.

Sementara pejabat hanya datang setelah bangunan ambruk sekadar untuk berfoto dan memberi janji baru yang belum tentu ditepati.

Ambruknya MTs Al-Barkah mencerminkan masalah klasik yang menahun: birokrasi pendidikan yang tidak sensitif terhadap urgensi di lapangan. Ketika sekolah-sekolah di kota mendapat anggaran besar dan perawatan rutin, lembaga pendidikan di pelosok justru dibiarkan berjuang sendiri dengan fasilitas seadanya.

“Kami tidak butuh seremoni atau kunjungan setelah bencana. Kami butuh aksi nyata sebelum tragedi terjadi,” tegas Deden.

Baca Juga:  HEBOH !! Pria Asal Pakenjeng Garut Mengaku Sebagai Imam Mahdi

Masyarakat Pakenjeng kini mendesak agar Kemenag dan Pemerintah Daerah Garut segera melakukan investigasi menyeluruh dan menindaklanjuti rehabilitasi sekolah tersebut tanpa menunggu proses panjang.

“Setiap kali ada musibah seperti ini, jawabannya selalu sama: akan dikaji, akan dievaluasi. Tapi hasilnya nihil. Sampai kapan pendidikan di desa harus jadi korban birokrasi?” kata salah seorang warga dengan nada geram.

Runtuhnya MTs Al-Barkah adalah simbol kegagalan pemerintah dalam membangun keadilan pendidikan. Ketika laporan diabaikan, dan keputusan tertunda karena urusan administrasi, maka yang runtuh bukan hanya bangunan melainkan kepercayaan publik terhadap sistem pendidikan yang seharusnya melindungi masa depan anak bangsa. [JB]

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *