MEMANAS..!!, Kepala Sekola SMAN 1 Cianjur Tetap Melakukan Pembelaan Usai Di Copot Oleh Gubernur Dedi Mulyadi

Cianjur, Jabar305 Dilihat

CIANJUR, JABARBICARA.COM – Kepala Sekolah SMAN 1 Cianjur, Agam Supriyanta, masih saja membela diri usai dicopot Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Agam beralasan study tour tersebut sudah direncanakan jauh-jauh hari sebelum Dedi Mulyadi mengeluarkan aturan larangan study tour.

Ia bahkan menyinggung dampaknya pada psikologis siswa.

“Study tour ke Bromo dan Bali yang diikuti sebanyak 361 siswa kelas 11 tersebut sudah direncanakan jauh-jauh hari, dan dilaksanakan sebelum keluarnya instruksi gubernur,” kata Agam, Kamis (27/2/2025)

Agam menyebut, kegiatan implementasi kurikulum merdeka berlangsung mulai 18-24 Februari 2025.

Sementara itu, pelantikan Gubernur Jawa Barat baru dilaksanakan pada Kamis (20/2/2025).

“Saat kebijakan baru tersebut mulai diberlakukan, rombongan SMAN 1 Cianjur dan siswa yang ikut dalam kegiatan tersebut sedang dalam perjalanan menuju kota tujuan.”

“Ketika itu kita tidak bisa diminta untuk kembali, karena ada beberapa pertimbangan, seperti psikologis para siswa,” terangnya.

Selain itu, Agam mengungkapkan bahwa ada sebanyak 78 siswa yang tidak ikut study tour.

Hal itu, sambungnya, merupakan bukti bahwa kegiatan tersebut tidak bersifat wajib.

“Siswa yang ikut dalam kegiatan itu harus membayar biaya sebesar Rp3,6 juta.”

“Para siswa yang ikut dalam outing class tersebut juga mengumpulkan uang dengan cara menabung, bahkan sebelum rombongan berangkat juga dilakukan poling dan MoU, persiapannya memang sudah dilakukan setahun tahun lalu,” ucapnya.

Baca Juga:  Rekomendasi Ngabuburit Seru di Kota Baru Parahyangan, Coba di Wahoo Waterworld!

Agam menekankan bahwa pihaknya bersedia untuk bertanggung jawab atas keberangkatan ratusan siswa ke Bromo dan Bali.

Selain itu, dirinya mengaku sudah memberikan klarifikasi dan keterangan kepada Dinas Pendidikan Jawa Barat.

“Pada prinsipnya kita siap melakukan perbaikan, dipastikan akan memanutuhi kebijakan yang diluarkan pemerintah ke depannya,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala SMA Negeri 1 Cianjur nekat gelar study tour hingga berujung jabatan dicopot Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Kasus study tour SMAN 1 Cianjur terungkap dari laporan wali murid SMAN 1 Cianjur yang enggan disebutkan namanya.

Dia mengungkapkan bahwa biaya study tour yang dibebankan kepada siswa mencapai jutaan rupiah.

“Setiap siswa yang hendak ikut study tour yang diadakan sekolah harus mengeluarkan uang hampir Rp 3 juta. Untuk biaya study tour ke Bromo hampir Rp 2 juta, belum bekal jajan anak Rp 1 jutaan, jadi kira-kira totalnya Rp 3 juta,” katanya.

Ia mengaku keberatan dengan besarnya biaya tersebut, namun anaknya tetap mengikuti perjalanan yang agendanya meliputi kunjungan ke Bromo sebelum melanjutkan perjalanan ke Bali.

Kepala Sekolah SMAN 1 Cianjur menyebutkan studi tour ke Bromo, Jawa Timur dan Bali merupakan kegiatan outing Class Implentasi P5 Bhineka Tunggal Ika.

Baca Juga:  Tingkatkan Kompetensi, PT Pupuk Sriwidjaja Gandeng Port Academy Adakan Pelatihan Operator Crane

“Kegiatan ke Malang dan Bali tersebut dilaksanakan selama satu pekan, terhitung mulai dari Senin (17/2/2025) sampai Senin (24/2/2025),” kata Kepala Sekolah SMAN 1 Cianjur Agam Supriyanta, Selasa (25/2/2025).

Kegiatan tersebut, lanjut dia, merupakan outing Class terkait Implentasi P5 Bhineka Tunggal Ika dilaksanakan sekolah. Kegiatan itu mengacu pada program sekolah.

“Sehingga kegiatan tersebut, sifatnya tidak wajib. Tercatat dikuti oleh sebanyak 361 siswa kelas XI, dan ada 77 siswa tidak ikut dalam kegiatan tersebut” katanya.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, Nonong Winarni, membenarkan bahwa SMAN 1 Cianjur menggelar study tour ke Bromo dan Bali.

“Benar, SMA Negeri 1 Cianjur melakukan study tour atau piknik ke Bromo dan Bali. Meskipun kegiatan tersebut sudah jelas dilarang,” katanya

Selain itu, pihaknya juga menerima laporan bahwa SMAN 1 Cilaku, Cianjur, berencana menggelar study tour ke Yogyakarta.

“Terkait dengan SMAN 1 Cianjur yang sudah berangkat ke Bromo, Jawa Timur dan Bali saat ini sedang dalam perjalanan pulang menuju ke Cianjur. Rombongan SMAN 1 Cianjur berangkat pekan kemarin,” ucap Nonong.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akhirnya mencopot Agam Supriyanta.

Dedi Mulyadi menyampaikan hal tersebut melalui video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, @dedimulyadi71.

Baca Juga:  Dandan-Arif Komitment Hadirkan Perda Pesantren dalam Keberpihakan Pada Dunia Pendidikan Pesantren

Keputusan ini diambil berdasarkan hasil pemeriksaan tim Inspektorat Jawa Barat.

“Diputuskan bahwa Kepala SMA Negeri 1 Cianjur dinonaktifkan sementara karena kami harus melakukan pendalaman terhadap berbagai kegiatan pengelolaan keuangan di SMA Negeri 1 Cianjur,” kata Dedi dalam unggahan videonya.

Dedi Mulyadi menegaskan, langkah serupa akan diterapkan di sekolah lain jika ditemukan kesalahan dalam pengelolaan sekolah.

“Ini akan terus kami lakukan ke semua SMA dan SMK sehingga kami bisa mendapatkan rekomendasi objektif untuk kepentingan dunia pendidikan,” ujarnya.

Bahkan, jika ditemukan kepala sekolah yang melakukan pelanggaran berat dan tidak dapat ditoleransi, jabatannya akan dicopot secara permanen.

“Selanjutnya akan ditugaskan menjadi guru biasa di seluruh sekolah di wilayah Jawa Barat,” katanya.

Dedi juga menekankan Pemerintah Provinsi Jawa Barat saat ini tengah berupaya membenahi sistem pendidikan serta meringankan beban biaya yang harus ditanggung oleh orang tua siswa.

“Kami sudah mengeluarkan uang puluhan triliun rupiah. Namun, kalau di sekolahnya masih ada pembebanan dengan biaya tinggi, artinya subsidi yang diberikan itu tidak ada artinya,” katanya.

Hingga berita ini ditulis, Kepala SMA Negeri 1 Cianjur, Agam Supriyanta, belum memberikan tanggapan terkait penonaktifannya.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *