SANTRI DAN PETANI: PENJAGA MORAL DAN KEHIDUPAN BANGSA

Ketua DPD Tani Merdeka Indonesia Garut: “Dari Pesantren Lahir Cahaya, dari Tanah Tumbuh Keberkahan”

Garut140 Dilihat

GARUT, JABARBICARA.COM – Rabu, 22 Oktober 2025.
Memperingati Hari Santri Nasional 2025, Ketua DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Garut, H. Mamat Acek, menyerukan pentingnya meneladani semangat santri dan keteladanan Rasulullah dalam membangun bangsa yang beriman, berilmu, dan berdaya.

Dalam pernyataannya, H. Mamat Acek menegaskan bahwa santri dan petani merupakan dua kekuatan moral bangsa — satu menjaga cahaya iman, satu menjaga keberlanjutan kehidupan. Keduanya, kata dia, sama-sama menghidupi negeri dengan kerja keras, keikhlasan, dan cinta tanah air.

IMG-20251022-WA0027
Polish_20251022_100850314
20251021_230301

“Santri dan petani adalah dua sisi mata uang peradaban. Santri menumbuhkan ilmu dan akhlak, sementara petani menumbuhkan pangan dan keberkahan. Keduanya bekerja dalam diam, namun keduanya menjadi penopang berdirinya bangsa ini,” ujar H. Mamat Acek di Garut, Selasa (22/10/2025).

Ia menambahkan, semangat yang diajarkan oleh Rasulullah — seperti kerja keras, kesederhanaan, dan kasih sayang — harus menjadi dasar dalam membangun kemandirian umat. Nilai-nilai itu pula yang menginspirasi para petani di bawah naungan Tani Merdeka Indonesia untuk terus bekerja dan berjuang meski dalam keterbatasan.

“Rasulullah adalah teladan bagi semua profesi. Beliau pernah menggembala, berdagang, dan memimpin umat. Keteladanan itu kami jadikan pedoman, bahwa setiap kerja yang diniatkan untuk Allah SWT akan menjadi ibadah. Begitu pula petani yang menanam dengan doa, dan santri yang menimba ilmu dengan ikhlas,” tuturnya.

Menurut H. Mamat Acek, Hari Santri Nasional bukan hanya peringatan simbolik, tetapi momentum untuk menyatukan kekuatan spiritual dan ekonomi rakyat. Ia berharap santri tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tetapi juga berperan aktif dalam sektor-sektor produktif seperti pertanian, kewirausahaan, dan pemberdayaan masyarakat.

“Kami ingin membangun jembatan antara dunia santri dan dunia tani. Dari pesantren lahir moral, dari tanah lahir ketahanan. Dua kekuatan ini bila bersatu akan melahirkan bangsa yang mandiri, sejahtera, dan bermartabat,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengajak seluruh masyarakat Garut dan Jawa Barat untuk menjadikan Hari Santri sebagai momentum introspeksi dan kebangkitan moral bangsa. Dalam situasi sosial-ekonomi yang menantang, kata dia, nilai keikhlasan, kesabaran, dan gotong royong harus menjadi ruh dalam setiap gerakan sosial dan pembangunan.

“Santri berjiwa tani, petani berjiwa santri. Keduanya adalah penjaga nurani bangsa. Dari bumi hingga langit, keduanya berjuang dengan doa dan kerja nyata,” tutupnya.

Peringatan Hari Santri Nasional 2025 di lingkungan DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Garut diisi dengan doa bersama, tausiyah kebangsaan, dan kegiatan tasyakur hasil panen. Kegiatan ini menjadi simbol sinergi antara spiritualitas pesantren dan produktivitas petani dalam menjaga keberlanjutan kehidupan bangsa. [JB]

Baca Juga:  Budi Rahadian, SH., Ketua Koordinator Hukum & Advokasi TimGab Paslon 02, Mari Kawal Proses Penghitungan Suara..!!

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *