Yudha Puja Turnawan Serap Aspirasi Seniman Sunda dalam Reses di Dapilnya

Daerah, Garut39 Dilihat

GARUT, JABARBICARA.COM – Anggota DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan, menggelar kegiatan Reses Masa Sidang I Tahun 2025 yang dikemas secara tematik dengan fokus pada pelestarian seni dan budaya Sunda. Kegiatan berlangsung di Gedung Art Center, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Senin (13/10/2024).

Kegiatan reses ini dihadiri oleh para seniman serta budayawan Sunda dari lima kecamatan di daerah pemilihannya, yakni Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Leles, Kadungora, dan Banyuresmi.

Dengan mengusung tema “Ngamumule Sarang Ngalestarikeun Seni Budaya Sunda, Titinggal Karuhun Urang”, Yudha menjelaskan bahwa reses kali ini menjadi wadah untuk menjaring aspirasi para seniman dan pelaku budaya agar hasilnya dapat diperjuangkan dalam kebijakan dan penganggaran pemerintah daerah.

“Saya ingin menjembatani aspirasi dari para seniman dan budayawan Sunda yang bisa dilokasikan ke dalam APBD Garut serta menjadi perhatian dalam kebijakan daerah,” ujar Yudha.

Baca Juga:  Yudha Puja Turnawan Kunjungi Pasangan Lansia Duafa di Kampung Lampegan, Dorong Pemkab Garut Optimalkan Perhatian

Dalam forum tersebut, sejumlah tokoh budaya seperti Abah Nay dari Kampung Cibunar, serta perwakilan dari Leles dan Kadungora, menyampaikan keprihatinan terhadap semakin menurunnya perhatian terhadap kesenian Sunda. Mereka berharap pemerintah daerah lebih serius dalam upaya pelestarian budaya, termasuk memberikan ruang bagi seniman untuk tampil secara rutin di berbagai destinasi wisata seperti Situ Cangkuang, Situ Bagendit, Kampung Pulo, dan tempat publik lainnya.

Selain itu, muncul pula aspirasi agar muatan lokal kesenian Sunda seperti karawitan, degung, kacapi suling, dan tari tradisional dapat dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan di tingkat SD dan SMP. Tokoh masyarakat seperti Jajat Sudrajat dari Desa Neglasari dan Kang Engkus dari Kadungora mengusulkan agar pemerintah juga membantu penyediaan alat kesenian di sekolah-sekolah tertentu sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan ekstrakurikuler berbasis budaya lokal.

Baca Juga:  Reses Yudha Puja Turnawan di Desa Langensari: Serap Aspirasi Warga Soal Air Bersih, Lahan Makam, dan Bantuan Posyandu

“Tidak semua sekolah harus punya, tapi setidaknya di tiap kecamatan ada perwakilan sekolah yang mendapat bantuan peralatan kesenian. Ini untuk memancing minat generasi muda agar mencintai budaya Sunda,” terang Yudha.

Yudha juga menyinggung pentingnya penggunaan bahasa Sunda di kalangan generasi muda. Ia menyoroti fenomena berkurangnya penggunaan bahasa ibu dalam komunikasi keluarga, termasuk dirinya yang mengakui lebih sering berbicara bahasa Indonesia dengan anak-anaknya.

“Ada kekhawatiran bahasa Sunda bisa hilang dalam 20 tahun ke depan. Kalau kita sendiri tidak menggunakan bahasa ibu, maka bahasa dan budaya Sunda akan punah. Kita harus mulai dari keluarga,” tuturnya.

Reses tersebut turut dihadiri oleh perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut, serta Bappeda, yang menyatakan dukungannya terhadap upaya pelestarian seni dan budaya daerah. Menurut Yudha, respon dari perangkat daerah cukup positif dan diharapkan dapat ditindaklanjuti dalam bentuk program nyata.

Baca Juga:  FTBI 2025 Hadir di Garut, Ajang Kreativitas dan Pelestarian Bahasa Sunda

“Alhamdulillah, respon dari Dinas Kebudayaan maupun Bappeda sangat baik. Saya apresiasi komitmen mereka untuk ikut menjaga dan melestarikan kesenian Sunda di Garut,” pungkasnya.

Melalui reses tematik ini, Yudha berharap agar pemerintah daerah dan masyarakat dapat bergandengan tangan menjaga warisan budaya leluhur, agar seni dan bahasa Sunda tetap hidup di tengah derasnya arus modernisasi. [JB]

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *