BANJARMASIN, JABARBICARA.COM – Seorang seniman asal Banjarmasin bernama Rokhyat viral di media sosial dengan menghadirkan hasil karya lukisan nya yaitu lukisan tikus dalam garuda, hal ini banyak pujian dari masyarakat akan tetapi tidak sedikit juga kecaman dari para pejabat.
Dengan langkah santai, Rokhyat bersama istrinya datang ke galeri. Mengenakan kaos oblong biru berpadu dengan celana training yang nyaman. Rambut panjangnya yang sudah memutih menjuntai tak beraturan, seolah menjadi simbol perjalanan panjangnya dalam dunia seni.
Ia tersenyum, menyapa kawan lama yang sudah menunggu di halaman galeri, di bawah pendopo kecil yang sudah disiapkan. banjarmasin
Sore itu, di Badri Gallery, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), karyanya yang tengah viral kembali menjadi bahan perbincangan.
Di tengah pameran tunggalnya, Rokhyat tak banyak bicara. Ia lebih suka membiarkan karyanya berbicara sendiri.
“Tikus dalam Garuda,” adalah lukisan karya Rokhyat yang membuatnya mendadak jadi sorotan, sempat terpajang dengan megah di galeri ini. Namun, bagi yang ingin melihatnya, harus bersabar. Lukisan itu telah “diamankan” sejak dua minggu lalu. Bukan tanpa alasan, antusiasme publik begitu tinggi, hingga ada kekhawatiran akan keselamatannya.
“Nanti tanggal 26 Februari akan kami pamerkan lagi, dengan sajian berbeda,” ujar Badri, kurator yang mendampingi pameran tunggal Rokhyat, Minggu (23/2/2025).
Bagi pria kelahiran Oktober 1965 itu, setiap lukisan adalah manifestasi dari perjalanan hidupnya. Garis-garis dalam karyanya selalu mengalir, menyerupai sungai. Itu bukan kebetulan. Sejak kecil, ia tumbuh di Anjir, sebuah wilayah yang lekat dengan aliran sungai. Alam menjadi saksi pertumbuhannya, membentuk cara pandangnya terhadap dunia, termasuk dalam berkarya.
“Lukisan ini pengendapan dari perjalanan hidup,” kata Rokhyat, yang pernah kuliah di salah satu kampus seni di Yogyakarta.
Seeblum lukisan ini diamankan, Seorang pengunjung sedang seksama memerhatikan lukisan ‘Tikus dalam Garuda’ karya Rokhyat, yang dipamerkan di Badri Gallery, Banjarmasin pada pertengahan Februari 2025. Lukisan tersebut kemudian ‘diamankan’. (Badri Galery untuk Banjarmasin Post)
“Saya membayangkan diri saya berpakaian armor garuda, lalu mulai menuangkannya ke kanvas,” kata Rokhyat.
Menjadi viral bukan hal yang ia rencanakan. Bahkan, Rokhyat tak menyangka lukisannya akan memancing begitu banyak tafsir. Ada yang menganggapnya kritik sosial, ada pula yang melihatnya sebagai penghormatan terhadap garuda itu sendiri.
Rokhyat menyebut akan kembali memamerkan lukisan ‘Tikus dalam Garuda’.
“Kalau ada yang menafsirkan negatif, silakan saja,” ucapnya santai. “Yang bicara adalah kanvas, yang menafsirkan ya kalian sendiri.”
Tikus dalam lukisan itu mengenakan armor atau pakaian perang berbentuk garuda. Rokhyat mengaku terinspirasi dari anime Battle Through the Heavens, di mana seorang karakter bernama Xiao Yan mengenakan sayap dan baju zirah yang gagah. Dari sanalah ia mulai berandai-andai.
“Ada seseorang yang merasa sakit hati dan dilecehkan. Suatu saat, ia ingin terlihat gagah. Maka, ia mengenakan sesuatu yang dianggap gagah,” jelasnya.
“Kalau saya bukan pelukisnya, mungkin saya juga akan menafsirkan seperti itu. Tapi, ya terserah kalian mau melihatnya bagaimana,” tambahnya.
Kurator Badri sendiri punya pandangan berbeda. Baginya, garuda dalam lukisan ini tetap terlihat gagah. Bahkan, ia justru menyoroti warna putih yang digunakan pada armor tikus. “Biasanya kalau menggambarkan tokoh jahat, warna yang dipilih hitam. Ini justru putih. Tafsirnya bisa macam-macam,” ujarnya.
Sebagai seniman, Rokhyat tak mau karyanya dipandang hanya sebagai sensasi semata. Ia dan Badri sepakat bahwa pameran ini harus tetap berpegang pada marwah seni rupa. “Kami tidak mengundang siapa pun, karena yang memanggil orang adalah karyanya sendiri,” kata Badri.
Di pameran ini, ada 16 karya yang dipajang, diambil dari perjalanan panjang Rokhyat selama 20 tahun, sejak 2004 hingga 2024. Beberapa di antaranya adalah Panen Raya, Petarung Terakhir, dan Cupang. Namun, di luar dugaan, justru lukisan Anting Nini yang menarik perhatian banyak pengunjung.
Antusiasme terhadap pameran ini tak main-main. Setiap hari, sekitar 50 orang datang, bahkan ada yang mengaku dari Solo dan Makassar dan hendak melihat karya-karya Rokhyat. Jika ditotal sejak pameran dibuka, jumlah pengunjung sudah mencapai lebih dari 1.000 orang.
“Pak Rokhyat ini seniman sakti. Dia bisa realis, abstrak, dekoratif, apa saja,” ucap Badri. Tawaran untuk membeli Tikus Dalam Garuda sudah berdatangan. Tapi, Rokhyat tak bergeming. “Maaf, saya masih tidak ingin menjualnya. Biarlah untuk dinikmati,” katanya