Kurir Sabu 30 Kilogram yang Divonis Bebas dari Hukuman Mati Ternyata Seorang Pengemudi Ojek Online, Tak Tahu Dititipi Sabu, Dibayar Rp200 Ribu

Hukum, Peristiwa273 Dilihat

KALSEL, JABARBICARA.COM- Apes memang nasib Amsyah Yadhi. Saat melintas di Jalan Gubernur Soebarjo, Gambut, Kabupaten Banjar, dia diringkus Polisi saat melintas menggunakan motor matic di Desa Tambak Sirang Darat, pada 2 Agustus 2024 lalu.

Dari tangannya, Subdit III Ditresnarkoba Polda Kalsel menemukan sabu sebanyak 30 kilogram.

IMG-20250812-WA0057
IMG-20250807-WA0013
IMG-20250814-WA0000
IMG-20250812-WA0048
IMG-20250807-WA0014

Selain itu, ditemukan pula sebanyak 832 butir pil ekstasi serta 13,91 gram serbuk ekstasi yang disembunyikan dalam kardus.

Karena itulah, Yadhi kemudian diamankan Polisi dan menghadapi persidangan dengan tuntutan sebagai pelaku Kurir Sabu.

Amsyah Yadhi, menghadapi tuntutan hukuman mati dari Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Baca Juga:  Detik-detik Tembok Tandon Air di Gontor 5 Magelang Ambrol Tewaskan 4 Santri 11 Orang Luka-luka

Namun, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banjarmasin justru menjatuhkan vonis bebas, Selasa (22/4/2025). Dilansir radar banjarmasin.

Majelis Hakim yang dipimpin Irfanul Hakim berkesimpulan, Yadhi tak melanggar dakwaan, hingga menjatuhkan vonis bebas terhadap pria 40 tahun itu.

Dalam amar putusannya, Irfanul menyatakan terdakwa Yadhi tidak terbukti bersalah mengedarkan sabu sebagaimana dakwaan alternatif pertama dan kedua oleh JPU.

Dia dibebaskan dari dakwaan Pasal 114 Ayat (2) Undang-Undang Narkotika sebagaimana dakwaan pertama dan Pasal 112 Ayat (2) UU Narkotika.

“Membebaskan terdakwa dari seluruh dakwaan penuntut umum. Memerintahkan terdakwa dibebaskan dari tahanan segera setelah putusan ini diucapkan. Dan memulihkan hak-hak terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, harkat serta martabatnya,” baca Irfan dalam amar putusannya.

Baca Juga:  Jaksa Agung: DIM RUU KUHAP Sesuai Tuntutan Zaman, Dibutuhkan Masyarakat

Dalam pertimbangannya, berdasar fakta hukum di persidangan, Yadhi terbukti hanya seorang ojek online.

Tugasnya hanya mengantarkan paket dengan upah Rp200 ribu dari seorang perempuan bernama Siska (DPO) selaku pemilik barang.

“Terdakwa baru mengetahui bahwa isi paket yang dibawa adalah narkoba setelah dicegat dan digeledah petugas kepolisian,” tambah hakim.

Mendengar vonis bebas itu, JPU Arianti dari Kejaksaan Tinggi Kalimantan Selatan menyatakan sedang menimbang banding. “Kami pikir-pikir terlebih dahulu Yang Mulia,” ucapnya.

Sebelum, JPU menuntut agar majelis hakim menjatuhkan hukuman mati terhadap Yadhi dalam sidang yang digelar Selasa 5 Maret 2025 lalu.

Di nota tuntutan, JPU berkeyakinan Yadhi secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana peredaran narkotika dalam jumlah besar.

Baca Juga:  Mahasiswi ITB ditangkap polisi usai unggah photo meme Prabowo Jokowi

Sehingga, Yadhi dituntut berat karena diduga telah melanggar Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebagaimana dakwaan pertama.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *