Seminar Internasional Dorong Peluang Kerja Migran ke Jepang sebagai Solusi Pengangguran di Garut

Garut467 Dilihat

GARUT, JABARBICARA.COM – Sebagai upaya mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia serta mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan, STAI Siliwangi Garut bersama DPC HKTI Garut menyelenggarakan Seminar Internasional tentang Penempatan Tenaga Kerja Migran Indonesia (PMI) ke Jepang . Kegiatan ini mengusung tema “Peluang dan Tantangan Penempatan Tenaga Kerja Migran Indonesia ke Jepang: Sinergi Dunia Usaha, Pemerintah dan Lembaga Pendidikan” , bertempat di UPT BLK Kabupaten Garut, KAMIS (29/05/2025).

Acara dibuka sejak pukul 08.30 WIB Oleh H. Muksin, S.Sos, M.Si Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Garut yang mewakili Pemerintah Kabupaten Garut, Acara ini menghadirkan narasumber penting dari Jepang maupun dalam negeri, termasuk delegasi dari Kabushiki Kaisha Yanbo Umi Tokyo hadir langsung Direkturnya Bayu Joko Sanjaya, sebuah perusahaan Jinzai Hakeng Kaisha (perusahaan penyalur tenaga kerja legal di Jepang) yang dimiliki oleh putra bangsa Indonesia asli Garut.

Banner Iklan 4
Banner Iklan
Banner Iklan 1
Banner Iklan 2

Selain itu, hadir pula perwakilan dari P3MI Grade A, Haji Abdul Hakim Balamash Abdullah, Direktur Utama PT Yanbu Al-Bahar dan Yhonny Direktur Utama PT. JAYA FRANS ABADI , JEPSP (Japan Employment Promotion Services for Overseas Workers) , dan Nahoko Hiroshi yang mewakili Touroku Shien Kikan (TSK) sebagai lembaga pendukung penempatan PMI di Jepang. Kehadiran para pelaku langsung dalam proses rekrutmen dan penempatan PMI menjadi nilai strategis tersendiri bagi peserta seminar, terutama masyarakat Garut yang ingin mengetahui mekanisme penempatan kerja luar negeri secara legal dan aman. Selain itu peserta Seminar yang hadir terdiri dari KCD Wilayah 11, Perwakilan dari Universitas/Lembaga pendikan Tinggi, Perwakilan Sekolah-Sekolah Kejuruan, Persatuan Perangkat Desa Indonesia, MKKS, FKKS, LPK, LKP dan PKBM.

Baca Juga:  PC IMM Kab. Garut Mengecam Keras Tindakan Asusila Yang Terjadi di Garut

Yang membanggakan, salah satu narasumber utama adalah Kabushiki Kaisha Yanbo Umi Tokyo, perusahaan milik putra daerah asli Garut yang telah menjadi mitra resmi dalam penempatan PMI ke Jepang. Kehadiran perusahaan ini memberikan rasa percaya diri lebih bagi calon pekerja migran dari Garut, karena memiliki keuntungan lebih dalam hal komunikasi, budaya, dan perlindungan selama proses penempatan.

Dalam pelaksanaan seminar Narasumber menyampaiakan bahwa telah terjadi perubahan signifikan terkait aturan-aturan dan mekanisme penempatan tenaga migran Indonesia, Pemerintah Indonesia sendiri sudah lebih berfokus melalui pembentukan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, selain itu di Jepang sendiri sudah terjadi perubahan aturan-aturan yang sudah ditetapkan sejak tahun 2019 dan akan berlaku efektif tahun 2027, sehingga masih ada waktu pembenahan dalam dua tahun ini.

Baca Juga:  Paska dilaporkan Terkait Dugaan Penggelapan Dana PIP di SDN Sukanagara 2 Tahun Anggaran 2020-2024, Iwan Kartiwan Kades Sukanagara Turun Tangan

Melalui seminar ini, Hj. Illa Susanti, M.Pd Ketua STAI Siliwangi sebagai penyelenggara berharap dapat Membuka akses informasi tentang penempatan kerja legal ke Jepang, Memberikan gambaran nyata tantangan dan peluang kerja luar negeri, Mendorong lahirnya kerja sama jangka panjang antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan dan Menjadi langkah awal dalam mengentaskan pengangguran dan kemiskinan di Kabupaten Garut.

Dalam Diskusi, Widiana Safaat, Ketua HKTI Kabupaten Garut, menyampaikan bahwa penempatan PMI bukan hanya solusi pengangguran semata, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul serta membangkitkan kembali sektor agroindustri di Garut.

“Kami melihat bahwa penempatan PMI bisa menjadi titik ungkit pembangunan sumber daya manusia yang unggul dan siap menggerakkan roda perekonomian lokal, khususnya di sektor pertanian yang masih menjadi sektor utama penggerak ekonomi di Kabupaten Garut.”

Baca Juga:  Kadisnakertrans Garut Lepas 40 Peserta Magang ke Jepang, Dorong Pemberdayaan Generasi Muda

Lebih lanjut ia menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur di Garut pada masa kolonial Belanda berawal dari sektor perkebunan kemudian berlanjut ke sektor lainnya. Kini, saatnya Garut kembali membangun potensi besarnya melalui sinergi antara penempatan tenaga kerja internasional dan pengembangan sektor riil pasca para pekerja migran kembali ke tanah air.

Acara ini ditutup dengan diskusi interaktif antara peserta dan narasumber, Disepakati pembentukan forum komunikasi antar stakeholder yang berkomitmen untuk mengintensifkan pemanfaatan peluang kerja ke Jepang ini dalam bentuk aksi konkrit untuk berbagi tugas antar stakeholder yang sudah ada, Pekerja migran ke Jepang asal Garut diharapkan mampu memberikan dampak lanjutan pasca kembalinya ke tanah air.

Diharapkan hasil dari seminar ini akan menjadi awal dari sinergi konkret dalam pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Garut. [JB]

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *