Jabar Siap Jadi Pelopor Budi Daya Bambu Nasional

Bandung259 Dilihat

KOTA BANDUNG, JABARBICARA.COM – Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan berkomitmen menjadikan Provinsi Jabar pelopor dalam budi daya bambu dan penggunaan manfaatnya untuk berbagai kepentingan.

Sebagai tanaman yang multimanfaat, bambu ke depan bukan hanya makin dibutuhkan Indonesia, tapi juga dunia.

IMG-20250814-WA0000
IMG-20250812-WA0048
IMG-20250812-WA0057
IMG-20250807-WA0014
IMG-20250807-WA0013

Hal itu disampaikannya saat mendampingi Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi dalam kunjungan kerja ke Yayasan Pengrajin Bambu Indonesia (YPBI) di Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (8/7/2025).

“Jawa Barat ingin menjadi provinsi pelopor baik dalam penanaman bambu maupun dalam membudidayakan manfaatnya untuk berbagai kepentingan,” ucap Erwan Setiawan.

Baca Juga:  H-3 Lebaran 2025, Lalu lintas Arah Cileunyi-Nagreg Bandung Macet hingga 5 kilometer

Komitmen menjadikan Jabar sebagai provinsi pelopor pembudi daya ini didukung penuh oleh Kementerian Transmigrasi. Terlebih bambu juga akan digunakan dalam program transmigrasi nasional. Jabar sendiri memiliki potensi bambu yang besar di sejumlah wilayahnya.

Erwan maupun Menteri Viva Yoga sama-sama ingin belajar lebih dalam mengenai budi daya maupun pemanfaatan bambu kepada YPBI yang diketuai oleh tokoh bambu Aki Jatnika Nanggamihardja.

“Alhamdulillah, saya dapat ilmu banyak dari Aki Jatnika tentang bambu dengan segala manfaat dan kegunaannya, baik untuk kepentingan ekologis maupun ekonomis,” kata Erwan.

Menurutnya, bambu merupakan harta karun bangsa Indonesia yang harus dijaga, dirawat, dilestarikan dan dibudidayakan secara maksimal. Namun sayangnya hal ini malah sering dilupakan bahwa bambu adalah harta yang sangat bernilai tinggi, khususnya secara ekonomi.

Baca Juga:  BPBD Jabar dan Tim Gabungan Terus Cari Korban Longsor dan Banjir di Sukabumi

“Bambu juga mempunyai sejarah panjang dalam perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan,” sebut Erwan.

Nilai estetika

Ia tak memungkiri saat ini Indonesia masih tertinggal jauh dari China dan Jerman dalam teknologi bambu. Hal ini dikarenakan bambu masih dianggap tanaman biasa yang selalu ada di kebun maupun di belakang rumah.

“Bahkan sebagian dari bangsa kita menganggap bambu itu identik dengan kemiskinan. Misalnya, menyebut rumah bambu itu sebagai representasi dari orang tidak mampu,” ujar Erwan.

Padahal, bambu memiliki nilai estetika untuk berbagai jenis dan bentuk bangunan, mulai dari rumah, vila, gedung pertemuan, rumah ibadah, dan lain-lain.

Atas dasar itulah, Erwan mengajak semua pihak untuk bersama-sama melakukan gerakan menanam bambu, terutama ditengah ancaman perubahan iklim global, panas bumi, dan krisis oksigen.

Baca Juga:  Putri Sulung Ferdi Sambo Trisha Eungelica Berharap Ayahnya Cepat Pulang, Dan menulis Pesan Untuknya

“Kita semua tahu, satu pohon bambu saja ternyata menghasilkan banyak oksigen yang dibutuhkan setiap hari oleh kita sebagai makhluk hidup,” tuturnya. [Dskmf.Jbr]

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *