BEM KBM FAPERTA UNIGA Gelar FGD mengenai Strategi Teknologi Terkini untuk Mendorong Swasembada Pangan di Kabupaten Garut, Dukung Program Unggulan Pemerintah Pusat

Garut260 Dilihat

GARUT, JABARBICARA.COM — Sebagai respons terhadap program unggulan pemerintah pusat mengenai swasembada pangan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Fakultas Pertanian Universitas Garut (UNIGA) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tujuan merumuskan strategi pemanfaatan teknologi terkini untuk memperkuat ketahanan pangan. Kegiatan ini berlangsung pada 20 Desember 2024 di kampus Universitas Garut dan melibatkan berbagai pihak, yakni Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut, serta akademisi/Dosen dan praktisi lapangan Paguyuban Tani Sunda Hejo.

FGD ini mengangkat tema “Strategi Pemanfaatan Teknologi Pertanian dan Teknologi Ternak untuk Keberlangsungan Ketahanan Pangan.” Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal, tetapi juga sebagai upaya dari BEM KBM FAPERTA UNIGA untuk berkontribusi dalam mendukung program swasembada pangan yang menjadi prioritas pemerintah pusat. Dengan mengoptimalkan teknologi, diskusi ini bertujuan untuk mencari solusi yang tepat guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pangan di Kabupaten Garut.

Presiden Mahasiswa BEM KBM FAPERTA UNIGA, Pandi Irawan, menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya sebagai wadah untuk mendiskusikan solusi teknologi dalam ketahanan pangan, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab mahasiswa dalam berperan aktif sebagai sosial kontrol. “Disini kami juga bertindak sebagai sosial kontrol, yaitu untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat, benar-benar relevan dan tepat sasaran dalam mendukung swasembada pangan. Jika ada kebijakan yang tidak sesuai atau kurang efektif, kami akan terus mendorong perbaikan demi kepentingan masyarakat luas, khususnya dalam menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan,” ujar Pandi.

Baca Juga:  Pj Bupati Garut Buka Resmi Rakorwasda Kabupaten Garut Tahun 2024

FGD ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi strategis yang tidak hanya relevan bagi kebijakan ketahanan pangan di Kabupaten Garut, tetapi juga dapat memberikan kontribusi signifikan bagi upaya nasional dalam mencapai swasembada pangan. BEM KBM FAPERTA UNIGA berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak guna menciptakan perubahan positif dalam sektor pangan di Indonesia.

“Sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian, kami merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi dalam mendukung program swasembada pangan yang digagas oleh pemerintah pusat. Melalui FGD ini, kami ingin merumuskan strategi-strategi yang berbasis teknologi untuk meningkatkan produktivitas sektor pangan di Kabupaten Garut. Kami yakin bahwa teknologi dapat menjadi katalisator utama dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan, yang pada akhirnya mendukung tercapainya swasembada pangan di tingkat nasional,” ujar Pandi Irawan.

Pandi juga menyatakan bahwa hasil dari kegiatan FGD ini akan dirumuskan menjadi rekomendasi yang akan disampaikan kepada pemerintahan baru Kabupaten Garut, yang dipimpin oleh Bapak Abdusy Syakur Amin dan Ibu Putri Karlina. Rekomendasi ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan daerah yang mendukung implementasi swasembada pangan dan peningkatan ketahanan pangan lokal.

Baca Juga:  Pemkab Garut Gelar Rakor Persiapan Nataru 2024, Fokus pada Kesiapsiagaan Cuaca dan Rekayasa Lalu Lintas

Selama FGD, berbagai teknologi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Garut dibahas secara mendalam. Salah satu teknologi yang dibahas adalah pertanian presisi, yakni Dalam aspek perubahan iklim, terdapat dua program unggulan yang saat ini sedang gencar-gencarnya di galakkan oleh pemerintah melalui Dinas Pertanian, yaitu Asuransi Usaha Tani (AUT) dan Penambahan Areal Tanam (PAT) melalui Pompanisasi, Irigasi Perpompaan dan Irigasi Perpipaan. Selain itu kami juga menggalakan kegiatan pembangunan Sumur Tanah Dangkal/Dalam, Pembangunan Embung dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier.

Selain itu, sektor perikanan dan peternakan juga mendapatkan perhatian, dengan teknologi seperti khususnya dalam breeding domba, yang mencakup seleksi genetik untuk memilih domba unggul, inseminasi buatan untuk memperluas keragaman genetik, serta transfer embrio untuk menghasilkan lebih banyak keturunan dari indukan berkualitas. Selain itu, teknologi penyaringan genetik membantu dalam memilih domba yang lebih sehat, sementara pengelolaan pakan dan nutrisi yang tepat mendukung pertumbuhan optimal. Penggunaan sensor dan aplikasi digital juga semakin berkembang untuk memantau kesehatan dan siklus reproduksi ternak, yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas hasil ternak domba.

Dalam diskusi tersebut, peserta sepakat bahwa untuk mencapai swasembada pangan, diperlukan kolaborasi yang solid antara pemerintah daerah, akademisi, dan pelaku lapangan. Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, serta Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut diharapkan dapat mendukung implementasi teknologi-teknologi terkini ini melalui program pelatihan, penyuluhan, dan penyediaan fasilitas yang memadai bagi petani dan peternak.

Baca Juga:  Hendy Heryana Aktivis Bungbulang, Apresiasi Kinerja Pemdes Gunamekar

“Pemerintah daerah memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan ekosistem yang mendukung adopsi teknologi baru di sektor pangan. Kami berharap rekomendasi yang dihasilkan dari diskusi ini dapat menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan yang mendukung program swasembada pangan di Kabupaten Garut, yang pada akhirnya juga berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan secara nasional,” ujar Pandi Irawan.

Kegiatan FGD ini tidak hanya diharapkan dapat memberikan rekomendasi konkret bagi Kabupaten Garut, tetapi juga menjadi bagian dari upaya lebih besar dalam mendukung program swasembada pangan yang digagas oleh pemerintah pusat. Pandi Irawan menegaskan bahwa mahasiswa, sebagai bagian dari generasi muda, memiliki peran penting untuk membantu mencari solusi terhadap masalah ketahanan pangan di Indonesia.

“Sebagai generasi muda, kami memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam menciptakan perubahan. Melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait, kami berharap solusi yang dihasilkan dapat memberikan dampak positif bagi Kabupaten Garut, serta mendukung Indonesia menuju ketahanan pangan yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” tutup Pandi. [JB]

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *